Meski demikian ia tidak memutuskan hanya duduk di rumah. Pada akhir 2012, seorang teman mengajaknya bekerja di sebuah perusahaan digital printing di Bandung sebagai karyawan yang bisa menginap menjaga toko.
Bekerja sampai dengan 2015, di perusahaan itu Omi mempelajari teknik menyunting foto dan gambar serta kebutuhan desain grafis lain.
Berlatar belakang autodidak, setelah perusahaan itu gulung tikar, ia akhirnya memberanikan diri untuk membangun usaha percetakan digital sendiri pada 2017 yang bertahan hingga sekarang.
Meski mengaku pendapatan berkurang setelah memindahkan usahanya ke rumah, dengan kebanyakan pesanan datang dari pelanggan yang sudah lama mengenal jasanya, ia tetap mampu menghasilkan pendapatan untuk menopang hidupnya.
Telan menerima manfaat dari Kartu Prakerja, baik berupa pelatihan maupun insentif, dia mengapresiasi program yang menyasar peningkatan kompetensi pekerja Indonesia itu.
Manfaat itu, terutama untuk penyandang disabilitas fisik, seperti dirinya. Pendaftaran dan pelatihan Kartu Prakerja yang dilakukan penuh secara daring dianggapnya menjadi salah satu faktor plus dari program itu.
"Kalo bantuan yang lain, misalnya kita harus ke kecamatan atau sejenisnya buat daftar, kalo ini tinggal di HP saja. Kalau saya sendiri kan susah bawah motor sendiri, makanya pas tahu bisa daftar online itu paling berasa kemudahannya," katanya.
Dia berharap program itu akan terus berlanjut untuk membantu memberikan pelatihan bagi pekerja Indonesia, termasuk penyandang disabilitas, demi memberikan pilihan bagi mereka untuk mengembangkan diri.