Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Tualar Simarmata menyarankan agar petani menggunakan pupuk organik yang lebih alami untuk mengatasi tingginya harga pupuk anorganik dikarenakan kenaikan harga bahan baku pupuk secara global.
"Di dunia ini ada dua jenis pupuk. Yang pertama buatan pabrik, yang sebagian diimpor. Yang kedua pupuk alami. Kita pakai yang alami saja. Optimalkan sumber organik lokal. Itu bergantung pada kemauan kita saja," kata Tualar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, ketergantungan petani terhadap pupuk anorganik seringkali menimbulkan sejumlah isu seperti ketersediaan pupuk subsidi yang terbatas dan kenaikan harga pupuk nonsubsidi.
Agar tidak terus menerus ketergantungan, Tualar mengatakan petani perlu menggunakan pupuk alami atau pupuk organik. Alih-alih bergantung pada pasokan pupuk impor yang saat ini terganggu akibat perang Rusia-Ukraina, Tualar mengajak petani untuk memaksimalkan pupuk organik yang bisa dilakukan petani.
Untuk petani padi, kata Tualar, langkah pertama mengatasi krisis pupuk adalah memaksimalkan hasil utama panen padi, yaitu gabah. Dari sembilan ton padi per hektare yang terpanen, ada sekitar enam ton jerami yang bisa dimanfaatkan untuk diolah menjadi pupuk kompos.
"Praktik yang benar itu jerami bukan dibakar, tapi diolah menjadi kompos dengan bantuan mikroba tertentu. Ini bisa membantu mengatasi 50 persen kebutuhan pupuk untuk budidaya padi," terang Tualar.
Berikutnya, kata Tualar, perlu diadakan program re-using atau pemanfaatan kembali sampah perkotaan untuk diolah menjadi pupuk. Pada dasarnya, kata Tualar, setiap orang memproduksi 1-2 kg sampah per hari.
"Dari pada kita mengimpor pupuk, kita olah saja sampah yang kita hasilkan ini menjadi pupuk untuk petani kita. Jadi, kita tidak perlu lagi bergantung pada pupuk impor," kata Tualar.
Sementara itu Bupati Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman, meminta petani di daerahnya untuk mulai membiasakan diri menggunakan pupuk organik yang dinilai lebih baik dan membuat produk pertanian lebih sehat, sehingga tidak tergantung dengan pupuk bersubsidi.
"Kami minta petani di Cianjur lebih membiasakan memakai pupuk organik yang mudah didapat dibandingkan dengan pupuk bersubsidi, hasil budidaya dengan pupuk organik saat ini menghasilkan produk yang banyak dicari karena lebih sehat,” kata Herman di Cianjur, Jumat.
Penggunaan pupuk organik dinilai sangat bagus untuk pertumbuhan tanaman hingga masa panen dan dapat menjaga kelestarian alam dengan kualitas panen banyak dibutuhkan pasar tradisional hingga modern di berbagai kota besar seperti Jabodetabek.
Herman mengajak semua petani agar lebih menggunakan pupuk organik pabrikan atau olahan sendiri guna kebutuhan tanaman mulai dari sayur mayur, palawija hingga padi, sehingga tidak lagi tergantung dengan pupuk bersubsidi atau non subsidi yang harganya sering mengalami kenaikan.
"Selama ini, banyak petani belum terbiasa menggunakan pupuk organik karena terbiasa menggunakan pupuk non organik atau pupuk subsidi ketika membudidayakan tanaman pangan. Saat ini, hasil panen petani dari pupuk organik memiliki nilai jual tinggi dan dicari berbagai kalangan sampai pasar tradisional," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar sarankan penggunaan pupuk organik atasi tingginya harga
Pakar Unpad sarankan penggunaan pupuk organik atasi tingginya harga
Kamis, 1 Desember 2022 9:12 WIB