Dikhawatirkan di masa depan lahan pertanian yang rawan gempa itu semakin padat karena desakan penduduk untuk membangun pemukiman. Zonasi yang dulu dibuat secara tidak sadar oleh nenek moyang kita terancam berubah.
Persoalannya di era modern adalah laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Lahan pertanian dan area pemukiman yang dahulu telah dilakukan zonasi oleh nenek moyang kita secara alami tak lagi sama.
Ledakan penduduk telah memaksa wilayah pertanian menciut berganti menjadi kawasan pemukiman. Hal itu terjadi pula di zona sesar Cimandiri yang sebagian besar area pertanian yang rawan gempa.
Diperlukan kesadaran semua pihak untuk melakukan mitigasi dan adaptasi hidup di daerah rawan gempa seperti di zona sesar Cimandiri.
Mitigasi yang paling ideal tentu menghindari (avoiding) hidup di daerah bencana. Lahan pertanian yang subur tetap dijaga untuk pertanian, perkebunan, dan kehutanan sehingga populasi manusia yang tinggal di daerah rawan gempa minimal.
Namun, untuk kawasan pemukiman yang telah terlanjur berada di kawasan rawan gempa pilihan yang paling mungkin adalah hidup berdampingan dengan gempa.
Pembangunan gedung untuk rumah, sekolah, rumah sakit, kantor, dan pusat bisnis harus yang tahan gempa seperti di Jepang.
Indonesia juga sebetulnya telah memiliki sejumlah aturan dan standar untuk bangunan tahan gempa, tetapi kondisi ekonomi dan pengawasan yang lemah membuat aturan dan standar tersebut sulit dipenuhi. Diperlukan inovasi untuk jalan keluar untuk membuat rumah murah tahan gempa.
Telaah - Cimandiri: Sesar subur rawan gempa
Oleh Dr. Destika Cahyana, SP, M.Sc*) Selasa, 22 November 2022 19:28 WIB