Dengan kata lain, kesuburan tanah di kawasan sesar itu selalu terus diperbarui secara alami karena secara geografis dekat dengan gunung berapi dan sungai, sementara secara topografis berada di bagian bawah lereng.
Ketika itu penulis dihantui bayangan bahwa suatu saat akan terjadi gempa besar di wilayah subur tersebut. Di kalangan ilmuwan tanah, memang telah lama melihat pola, meskipun tidak selalu bahwa lahan-lahan yang subur seringkali rawan bencana sehingga dihindari untuk pemukiman.
Sebut saja wilayah di dekat sungai, kawasan delta, maupun di dekat gunung berapi yang subur untuk pertanian, merupakan daerah rawan untuk pemukiman karena ancaman banjir atau erupsi gunung berapi.
Pada konteks itulah nenek moyang leluhur bangsa ini, meskipun tidak belajar mitigasi bencana secara formal, telah melakukan zonasi sebagai mitigasi bencana.
Mitigasi yang mereka lakukan bersifat avoiding alias menghindari tinggal di daerah bencana. Daerah-daerah pemukiman selalu terpisah dengan pemukiman berbentuk dusun atau desa.
Zonasi yang paling ekstrim dapat ditemui di Sumatera Selatan bagian timur. Penduduk desa banyak memiliki lahan pertanian yang berupa lahan rawa sehingga rawan banjir.
Lahan dapat ditanami di musim kemarau, tetapi tergenang di musim hujan. Penduduk memilih bermukim di area yang lebih tinggi meskipun jauh dari lahan pertaniannya.
Tidak jarang area pertanian dengan area pemukiman sebuah masyarakat berada di luar batas administrasi desa, kecamatan, bahkan kabupatennya karena mengikuti pola aliran sungai.
Telaah - Cimandiri: Sesar subur rawan gempa
Oleh Dr. Destika Cahyana, SP, M.Sc*) Selasa, 22 November 2022 19:28 WIB