Antarajawabarat.com,27/1 - Sejumlah petani di daerah Pantura Kabupaten Cirebon meminta impor bawang merah tetap dibatasi karena kenaikan harga akibat lahan pertanian di Jawa Tengah terendam banjir sehingga mereka gagal tanam.
Salah seorang petani bawang merah Cirebon, Riwad, Minggu, mengatakan kenaikan harga bawang merah akibat sejumlah daerah pemasok di Jawa Tengah gagal panen, sehingga persediaan terbatas.
Setelah panen raya di Jawa Barat dan Jawa Tengah, kata dia, persediaan bawang merah kembali melimpah, sehingga impor harus tetap dibatasi karena kalau tidak akan menyulitkan petani.
Kenaikan harga bawang merah eceran mencapai Rp 15 ribu perkilogram, sedangkan harga dari petani Rp10 ribu hanya mampu menutupi kerugian mereka setelah beberapa kali panen merugi.
Dampak dari melimpahnya bawang merah impor, kata Riwad, petani lokal terus mengalami kerugian karena terjadi persaingan harga tidak wajar. "Modal tanam tinggi sementara harga jual rendah," katanya.
Menurut Riwad, harga bawang merah sempat terpuruk hingga mencapai Rp1.500 perkilogram, padahal modal produksi petani Rp6000 perkilogram.
Anjloknya harga bawang merah cukup menyulitkan ribuan petani di daerah Pantura Kabupaten Indramayu, Cirebon, Brebes karena jauh dari modal tanam mereka.
Rianto, petani bawang merah lain asal Kabupaten Indramayu menuturkan membaiknya harga bawang merah hingga mencapai Rp15 ribu di tingkat pedagang eceran hanya mampu menutupi kerugian mereka, karena setiap panen raya sebelumnya mereka merugi.
"Persediaan bawang merah hasil petani lokal cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar, sehingga impor harus tetap dibatasi supaya minat tanam tinggi," katanya.
Sementara itu Ketua Umum Dewan Bawang Merah Nasional Sunarto Atmo Taryono meminta agar setiap akan diterbitkan rekomendasi impor bawang merah, terlebih dahulu dikonsultasikan dengan kalangan petani, karena yang akan merasakan dampak langsung impor bawang merah ini adalah petani. ***3***
Enjang S
PETANI MINTA IMPOR BAWANG MERAH DIBATASI
Minggu, 27 Januari 2013 12:35 WIB