Ankara (ANTARA) - Media AS melaporkan bahwa pemimpin Israel Benjamin Netanyahu memutarbalikkan fakta tindakan tentaranya di Jalur Gaza, yang oleh banyak orang dikatakan sebagai genosida, dan berusaha menutupi fakta dalam pidatonya di hadapan Kongres AS, Kamis (25/7).
Mungkin "distorsi " terbesar yang dilakukan Netanyahu selama pidatonya yang berlangsung hampir satu jam pada Selasa (23/7) adalah ketika dia mengklaim bahwa tidak ada warga sipil yang tewas di selatan kota Rafah, yang diserbu militer Israel pada awal Mei.
Padahal banyak laporan tentang serangan udara dan pemboman yang mengakibatkan banyak korban di kota Gaza.
Banyak anggota parlemen Demokrat yang melewatkan pidato tersebut, dan pengunjuk rasa pro-Palestina berdemonstrasi di luar gedung Capitol tempat dia berpidato dan di hotelnya.
"Netanyahu, yang popularitasnya telah anjlok dari tingkat sebelum perang, bertujuan untuk menggambarkan dirinya sebagai negarawan yang dihormati oleh sekutu terpenting Israel dan disambut di Washington," tulis The Associated Press.
"Tugas itu diperumit oleh pandangan orang Amerika yang semakin terbagi tentang Israel dan perang, yang telah muncul sebagai isu utama dalam pemilihan presiden AS," tambahnya.
Netanyahu mendistorsi peran Israel di Gaza
The Washington Post menunjukkan bahwa keangkuhan Netanyahu tentang mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Palestina bertentangan dengan pernyataan PBB dan organisasi bantuan internasional.
Benny Gantz, pemimpin Partai Persatuan Nasional oposisi Israel, menuduh Netanyahu sengaja menunda perjanjian gencatan senjata selama berbulan-bulan.
Pidato PM Israel Netanyahu yang penuh "putar balik fakta" disorot media AS
Jumat, 26 Juli 2024 10:35 WIB