Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin memuji solidaritas warga di lokasi terdampak gempa di Kabupaten Kuningan.
Saat meninjau Kecamatan Darma dan Kecamatan Kuningan di Kabupaten Kuningan yang dilanda gempa tiga kali mulai dari M 3,6 dan M 4,1 pada Kamis (25/7) serta M 3,9 pada Jumat (26/7), Bey menilai sistem koordinasi antara warga dan perangkat desa terkait pelaporan kerusakan sangat baik, sehingga warga tetap beraktivitas seperti biasa.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dan juga pengungsi, rumah warga yang terdampak teridentifikasi rusak ringan. Saat peninjauan tadi ada satu rumah letaknya terpencil, saya tanya kepala desa bagaimana ini bisa ketahuan rumahnya terdampak bencana, ternyata sudah ada sistem, mereka melapor ke petugas piket desa," kata Bey di Kuningan, Jumat.
Sistem ini, kata Bey, membuat aparat desa dengan mudah bisa menemukan rumah yang rusak atau terdampak pascagempa. Hal ini menurut dia berguna bagi pendataan dan langkah asesmen yang akan dilakukan BPBD.
Selain koordinasi yang baik, solidaritas antarwarga dan aparat di lokasi terdampak menurut dia juga sangat baik.
Ia mencontohkan ada satu rumah yang sudah ditinggali namun balok eksterior di lantai dua terdampak gempa, yang langsung ditangani warga bersama-sama demi keamanan pemilik rumah.
"Saya melihat bahwa gotong royong masih menjadi budaya kita dan saling menolong masih terlihat di suasana seperti ini," ujarnya.
Bey yang didampingi Pj Bupati Kuningan Iip Hidayat juga meminta agar aparatur kewilayahan tetap bersikap waspada akan potensi munculnya gempa susulan. Ia juga mengimbau warga untuk mematuhi arahan petugas dan tidak mempercayai berita hoaks terkait gempa.
Saat meninjau Kecamatan Darma dan Kecamatan Kuningan di Kabupaten Kuningan yang dilanda gempa tiga kali mulai dari M 3,6 dan M 4,1 pada Kamis (25/7) serta M 3,9 pada Jumat (26/7), Bey menilai sistem koordinasi antara warga dan perangkat desa terkait pelaporan kerusakan sangat baik, sehingga warga tetap beraktivitas seperti biasa.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dan juga pengungsi, rumah warga yang terdampak teridentifikasi rusak ringan. Saat peninjauan tadi ada satu rumah letaknya terpencil, saya tanya kepala desa bagaimana ini bisa ketahuan rumahnya terdampak bencana, ternyata sudah ada sistem, mereka melapor ke petugas piket desa," kata Bey di Kuningan, Jumat.
Sistem ini, kata Bey, membuat aparat desa dengan mudah bisa menemukan rumah yang rusak atau terdampak pascagempa. Hal ini menurut dia berguna bagi pendataan dan langkah asesmen yang akan dilakukan BPBD.
Selain koordinasi yang baik, solidaritas antarwarga dan aparat di lokasi terdampak menurut dia juga sangat baik.
Ia mencontohkan ada satu rumah yang sudah ditinggali namun balok eksterior di lantai dua terdampak gempa, yang langsung ditangani warga bersama-sama demi keamanan pemilik rumah.
"Saya melihat bahwa gotong royong masih menjadi budaya kita dan saling menolong masih terlihat di suasana seperti ini," ujarnya.
Bey yang didampingi Pj Bupati Kuningan Iip Hidayat juga meminta agar aparatur kewilayahan tetap bersikap waspada akan potensi munculnya gempa susulan. Ia juga mengimbau warga untuk mematuhi arahan petugas dan tidak mempercayai berita hoaks terkait gempa.