Kurang lebih dua tahun lagi, pelajar sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat serta mahasiswa tingkat awal, sudah bisa memenuhi salah satu syarat untuk menggunakan hak pilih dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, ada sekitar 3,3 juta pemilih pemula yang bisa menyalurkan hak politiknya pada Pemilu 2024 untuk memilih anggota DPRD, DPD, DPR, presiden dan wakil presiden, serta kepala daerah.
Oleh karena itu, mereka yang biasa disebut dengan istilah generasi "zaman now" atau milenial, perlu mendapat informasi yang benar lewat sosialisasi pendidikan pemilih pemula, mengingat besarnya jumlah dan potensi mereka dalam Pemilu 2024.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat telah melakukan sejumlah kegiatan untuk menyosialisasikan pendidikan pemilih pemula kepada generasi muda, seperti yang dilakukan untuk pelajar tingkat SMA.
Ternyata, tidak hanya KPU Jawa Barat yang melakukan sosialisasi pemilu terhadap pemilih pemula.
Organisasi kepemudaan di Jawa Barat, seperti Gema Keadilan, juga turut andil menyosialisasikan Pemilu Tahun 2024 kepada pemilih pemula.
Sosialisasi yang dilakukan organisasi ini cukup unik, yakni memanfaatkan tempat tongkrongan generasi muda.
Organisasi itu menyadari bahwa isu tentang politik, seperti pemilihan umum (pemilu) masih dianggap sebagai pembahasan yang sangat serius dan berat bagi anak muda.
Sehingga isu politik seringkali tidak menjadi pilihan menarik dalam obrolan anak muda atau generasi milenial.
Oleh karena itu diperlukan suatu cara yang berbeda bagi generasi milenial agar mereka mau terlibat aktif dalam politik, termasuk Pemilu Tahun 2024.
Ketua Gema Keadilan Jawa Barat, Andri Rusmana, menuturkan biasanya, anak muda "zaman now" kurang begitu tertarik dengan acara berbau politik karena umumnya dikemas dengan format serius dan formal.
Dibutuhkan sebuah terobosan baru agar generasi muda bisa asyik ngobrol panjang lebar tentang politik.
Organisasi kepemudaan di Jawa Barat itu hadir dengan menciptakan sarana yang nyaman kepada generasi muda saat mereka ingin berdiskusi soal isu politik, yakni dengan menggelar turnamen futsal bertajuk "Fun Futsal se-Jawa Barat Tahun 2022".
Babak final lomba futsal tersebut, digelar di Carerra Futsal, Kabupaten Subang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Penyampaikan pemahaman seputar isu politik, diberikan sebelum para pemuda tersebut bertanding futsal.
Pendidikan politik untuk generasi milenial harus diberikan sedini mungkin karena mereka akan menjadi penentu arah demokrasi Indonesia ke depan dalam pilkada dan pemilu yang akan dilaksanakan dua tahun lagi.
Lewat turnamen futsal tersebut, organisasi kepemudaan ingin memberikan gambaran kepada kaum muda bahwa mereka adalah subjek politik, bukan sebakiknya sebagai objek politik.
Ratusan pemuda yang hadir dalam turnamen futsal tersebut diharapkan tidak golput atau apatis pada momentum pelaksanaan Pemilu 2024.
Walaupun organisasi itu merupakan sayap partai politik, peserta turnamen futsal dipastikan tidak diajak untuk memilih parpol tertentu.
Manfaat dari turnamen futsal dibalut dengan sosialisasi Pemilu dirasakan oleh para peserta, salah satunya Ade Firmansyah (22 tahun), asal Kota Depok.
Para prseta senang bisa ikut serta dalam turnamen fun futsal tersebut.
Selain bisa menyalurkan hobi olahraganya, turnamen tersebut juga menjadi pembelajaran baru terkait pemahaman akan dunia politik.
Ibaratnya bisa nongkrong sambil menyalurkan hobi, tapi juga mendapat ilmu soal politik, khususnya soal Pemilu.
Untuk menghadapi pelaksanaan Pemilu 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyiapkan beberapa inovasi untuk mengedukasi kepada pemilih pemula.
Salah satu inovasi yang dihadirkan ialah aplikasi mobile bernama Silih Pika Asih (SAKPU) Jabar yang akan menjadi pusat informasi pemilu nantinya.
Lewat aplikasi SAKPU Jabar, KPU Jawa Barat menyajikan informasi-informasi pemilu dan mencoba untuk lebih mendekatkan lagi dengan pemilih.
Nantinya, aplikasi ini akan menghimpun semua media yang dimiliki KPU Jawa Barat dan diharapkan memudahkan masyarakat yang hari ini tidak ingin ribet dalam mencari informasi.
Selain itu, KPU Jawa Barat juga sudah menjalin kerja sama dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat untuk membahas kurikulum bagi pemilih pemula.
Selama ini sosialisasi kepada pemilih pemula masih dirasa kurang efektif, sehingga KPU Jawa Barat ingin muatan materi pemilu ini bisa sampai masuk ke kurikulum.
Materi bagi pemilih pemula ini diharapkan bisa masuk menjadi satu sub khusus tentang demokrasi dalam mata pelajaran PPKN.
Langkah tersebut merupakan bagian dari target untuk memberikan pendidikan berkelanjutan kepada para pemilih pemula.
KPU Jawa Barat juga sudah memikirkan untuk memberikan diklat bagi para guru atau perangkat sekolah yang menjadi media penyampai materi kepada siswa.
Aksi organisasi kepemudaan yang menggelar turnamen futsal dan berbagai inovasi yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jawa Barat terkait sosialisasi Pemilu Tahun 2024 untuk pemilih pemula, menunjukkan tentang gambaran umum tujuan penyelenggaraan pemilu itu bukan hanya untuk memilih pemimpin yang dapat dipercaya, namun juga untuk membangun kultur demokrasi yang semakin baik.
Sehingga generasi muda diharapkan menjadi sosok yang bukan hanya secara mandiri terdaftar menjadi pemilih, namun juga turut berpartisipasi aktif dalam setiap tahapan pemilu dan pemilihan yang berlangsung.
Hal tersebut dapat dilakukan oleh generasi milenial dengan turut menyebarluaskan informasi pemilu dan pemilihan, melawan golput atau dapat menjadi penyelenggara pemilu di wilayah masing-masing.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ketika tempat nongkrong milenial jadi sarana sosialisasi Pemilu