Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendukung penuh pembuatan film tersebut sebagai bagian dari upaya untuk memajukan industri film Indonesia.
"Kita support (dukung dengan) berbagai fasilitas karena memang saya sangat ingin tanah Jawa Barat dijadikan lokasi-lokasi syuting. Mau konteks zaman dulu, bangunan heritage (warisan) juga banyak di Bandung. Alamnya indah, semua ada, termasuk kampung yang masih karuhun di Ciptagelar," kata Gubernur.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Benny Bachtiar mengemukakan bahwa tradisi dan budaya daerah bisa mendunia jika dikemas baik.
Baca juga: Film "Pamali" angkat budaya dan pariwisata Jawa Barat
Menurut dia, film Nana merupakan wujud kolaborasi pemerintah dengan sineas dalam mengeksplorasi potensi sejarah dan budaya lokal.
Sutradara film Before, Now and Then (Nana) Kamila Andini mengemukakan bahwa penggunaan bahasa daerah dalam film merupakan bagian dari upaya mengeksplorasi budaya lokal.
"Kita support (dukung dengan) berbagai fasilitas karena memang saya sangat ingin tanah Jawa Barat dijadikan lokasi-lokasi syuting. Mau konteks zaman dulu, bangunan heritage (warisan) juga banyak di Bandung. Alamnya indah, semua ada, termasuk kampung yang masih karuhun di Ciptagelar," kata Gubernur.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Benny Bachtiar mengemukakan bahwa tradisi dan budaya daerah bisa mendunia jika dikemas baik.
Baca juga: Film "Pamali" angkat budaya dan pariwisata Jawa Barat
Menurut dia, film Nana merupakan wujud kolaborasi pemerintah dengan sineas dalam mengeksplorasi potensi sejarah dan budaya lokal.
Sutradara film Before, Now and Then (Nana) Kamila Andini mengemukakan bahwa penggunaan bahasa daerah dalam film merupakan bagian dari upaya mengeksplorasi budaya lokal.
"Saya selalu berusaha untuk memakai bahasa lokal, juga mengeksplorasi budaya lokal di Indonesia. Di film ini kesempatan yang spesial dan sangat membahagiakan karena bicara tentang tanah dan akar budaya sendiri, keluarga saya semua dari Jawa Barat," ujar Kamila Andini.