Pemenang pertama yakni tim Matrix Explorers dari ITB yang terdiri dari Rini Nur Fatimah dan Muhammad Fijar Aswad yang fokus dalam mendidik masyarakat ASEAN tentang pentingnya mengurangi konsumsi listrik untuk menanggulangi perubahan iklim.
Pemenang kedua yakni tim Caunchy y-Riemann Plus Ultra, beranggotakan Richardy Lobo' Sapan dan Joey Mangalo dari Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung. Mereka merancang proyek yang memberdayakan kaum muda menuju masa depan yang berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat ASEAN.
Pemenang ketiga yakni tim Theodolit Sprint, yang terdiri dari Muhammad Faisal Anshory dan Lukman Fadlansyah Ramadhan dari Institut Teknologi Bandung merancang proyek mengenai ketahanan perkotaan terhadap bencana yang didorong oleh perubahan iklim.
Tim Matrix Explorers dari Institut Teknologi Bandung mewakili Indonesia untuk Final Regional ASEAN DSE 2022 yang akan berlangsung di Phnom Penh, Kamboja, pada 12 Oktober 2022.
Direktur Eksekutif ASEAN Foundation, Dr Yang Mee Eng, mengatakan pihaknya memperkuat misinya untuk menyediakan platform yang imersif bagi pemuda ASEAN untuk mempelajari keterampilan masa depan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi digital di kawasan pasca-pandemi.
Tim ITB ini terdiri atas Stephanie dan Owen Nixon Jimawan. Proyek mereka berfokus pada solusi untuk menghijaukan kota dari polusi dan perubahan iklim. Sebagai pemenang pertama mereka akan mewakili Indonesia di final regional pada Oktober 2019.
Sedangkan pemenang kedua diraih oleh Tim Sadikin, yang terdiri atas Shalahuddin Al Ayyubi dan Firdaus Wahyu Nugroho, juga dari ITB. Proyek mereka dirancang untuk menyoroti dan mempromosikan profesionalisme perempuan STEM.