Garut (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat mendukung program E-Sport Indonesia (ESI) dalam upaya mengembangkan atlet E-Sport sebagai olahraga masa kini yang diharapkan bisa menjadi kebanggaan dan mengharumkan nama daerah ini dalam setiap momentum turnamen.
"Ya, makanya ini kan harus spesialis yah, ini khusus atlet-atlet yang memang kita persiapkan, untuk bisa membanggakan Kabupaten Garut," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman saat membuka Piala Kemerdekaan E-Sport dengan tema "Jangan Jadi Pecandu, Jadilah Atlet Yang Membanggakan Daerahmu!" yang digelar di Kopi Tiluwan, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Sabtu.
Ia menuturkan kegiatan permainan secara daring atau disebut dengan E-Sport itu merupakan kreativitas anak-anak muda yang diharapkan dapat menjadi atlet seperti halnya cabang olahraga catur.
Baca juga: Disdukcapil Garut sosialisasikan aplikasi data kependudukan digital ke ASN
"Ini bukan candunya, tapi bagaimana ini menjadi atlet yang bisa karena ini kan (sama seperti olahraga) catur, sama olahraga otak, dan olahraga jari," katanya.
Helmi mengapresiasi adanya kegiatan Piala Kemerdekaan E-Sport di Garut yang diikuti oleh atlet-atlet dari sejumlah daerah di Provinsi Jawa Barat sebanyak 400 orang.
Selain itu, Helmi juga mengapreasiasi kepada ESI Garut yang memberikan perhatian kepada atlet maupun penggemar "game online" dengan memberikan kesempatan sekolah gratis sampai mendapatkan ijazah."Justru ini kita harus 'support' ya terhadap atlet-atlet yang memang tadi putus sekolah, ya disekolahkan, jadi tetap seimbang antara bagaimana menyiapkan di bidang yang lain dan olaharaga ini," katanya.
Baca juga: Kejari Garut tangkap terpidana korupsi buron sejak 2012 di Astana Anyar Bandung
Ketua ESI Kabupaten Garut, Widi Nugraha menyampaikan salah satu tujuan diselenggarakannya Piala Kemerdekaan merupakan upaya mengubah pemikiran negatif di masyarakat terkait "game online", selama ini kegiatan itu justru menjadi sarana meraih prestasi sebagai atlet E-Sport.
"Fungsi KONI melalui ESI ini itu adalah bagaimana cara memberikan edukasi kepada para atlet, main 'game' dengan waktu yang lama dan terlalu banyak itu bukan seorang atlet, tapi itu pecandu," katanya.