"Tapi kalau sampai berhenti (konsumsi terigu) kan nggak mungkin juga, kasihan juga pedagangnya, kemungkinan besar ya penjualnya yang menyesuaikan ukurannya, kan bisa saja seperti itu," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut pasokan gandum dari dua negara yang dilanda konflik, Rusia dan Ukraina, terhambat. Padahal dua negara tersebut merupakan produsen besar untuk gandum di pasar dunia.
Bahkan, kata Presiden, beberapa negara sudah mengalami kekurangan pangan dan kelaparan karena terhambatnya pasokan pangan akibat perang Ukraina dan Rusia.
"Ini hati-hati, yang suka makan roti, yang suka makan mie, bisa harganya naik. Karena apa? Ada perang di Ukraina. Kenapa perang di Ukraina mempengaruhi harga gandum? Karena produksi gandum itu 30-40 persen berada di negara itu, Ukraina, Rusia, Belarus, semua ada di situ," kata Presiden, Kamis (7/7).
Kota Bandung terus promosikan makanan lokal sebagai alternatif gandum
Sabtu, 23 Juli 2022 20:51 WIB