Jakarta (ANTARA) - Setelah merilis album, The Panturas akan menggelar showcase bertajuk "Wahana Ombak Banyu Asmara" di tiga kota yakni Bandung, Yogyakarta dan Jakarta.
"Showcase itu sebagai bentuk sebagai bentuk apresiasi kita buat teman-teman dan pendengar musik kita selama ini yang datang dari berbagai kota," kata Rizal Taufik selalu gitaris The Panturas dikutip dari siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.
"Juga dari showcase ini, diharapkan semua lagu-lagu yang ada di dalam album 'Ombak Banyu Asmara' bisa tervisualisasikan dengan baik ketika ditampilkan di showcase nanti," tambahnya.
Showcase The Panturas akan digelar di Bandung pada 23 Juli, Yogyakarta pada 31 Juli dan Jakarta pada 6 Agustus mendatang. Gelaran di kota Bandung juga akan turut menghadirkan Arina & Riko (Mocca), Rekti (The SIGIT), Adipati (The Kuda), serta Leipzig dan CJ1000.
Di tahun 2018 lalu, The Panturas juga sempat menggelar showcase bertajuk "Pesta Mabuk Laut" di Bandung dan Jakarta. Di tahun ini, sesuai dengan tajuk dari acara tersebut, The Panturas ingin menyajikan wahana tempat bermain untuk para penggemarnya.
"Sesuai dengan nama acaranya, showcase nanti tuh pengin jadi kayak fasilitator kebahagiaan yang nonton. Kayak wahana tempat bermain di pasar malam lah. Semuanya bisa senang-senang dengan cara sendiri di satu lokasi yang sama lewat musik yang kita mainin," kata Bagus 'Gogon' Patria selaku bassist The Panturas.Tak hanya dari segi produksi teknis, The Panturas pun menjamin bahwa Wahana Ombak Banyu Asmara akan menawarkan konsep pertunjukan dan pengisi acara yang lebih menarik di setiap kotanya.
“Kalau biasanya pas The Panturas manggung ada sekitar lima atau enam orang yang ada di panggung, di showcase nanti bakal ada minimal sebelas orang di atas panggung yang main,” papar Gogon.
Melalui paparan mereka perihal konsep jajaran kolaborator dan format penampilan The Panturas di Wahana Ombak Banyu Asmara nanti, The Panturas pun tak menampik bahwa dari sisi konsep kurasi lagu yang akan dimainkan pun turut dipikirkan dengan seksama guna menampilkan yang terbaik nanti.
“Kurang lebih nanti bakal ada 27 lagu yang dimainin pas showcase. Itu udah termasuk semua lagu yang ada di katalog rilisan kita dan beberapa lagu cover. Biar makin seru,” tutup Kuya selaku drummer The Panturas.
Sebelumnya Awal Maret ini grup band The Panturas merilis lagu tunggal kedua bertajuk "Tafsir Mistik", yang mereka memainkan dengan nada Melayu dipadukan harmoni gitar musik Gipsi yang unik dan Arabik.
Pada lagu tunggal perdananya "Balada Semburan Naga" yang rilis akhir 2020 mereja mengawinkan melodi kolosal Mandarin dengan celotehan cablak tembang gambang kromong Betawi."Tafsir Mistik" menyuguhkan simfoni yang baru dan segar, The Panturas mengubah kebiasaan lama yang membawakan nomor-nomor surf rock bertempo cepat dengan menciptakan sesuatu yang relatif lebih lambat bahkan tergolong mendayu. Lagu ini juga termasuk salah satu karya The Panturas yang beritme paling pelan.
"Buat kami ini gaya baru karena memainkan kord gitar yang terus berganti tangga nada. Dengan intro Melayu lalu di bagian tengah dimasukkan karakter musik Gipsi/Balkan. Kami tidak ingin menjadi monoton dengan menciptakan lagu-lagu surf rock yang puritan," ujar bassis Bagus 'Gogon' Patria melalui keterangan resminya pada Jumat.
Vokalis dan gitaris Abyan Zaki Nabilio atau Acin mengatakan terinspirasi dari Django Reinhardt, seorang pemain gitar gypsy-jazz asal Prancis yang tersohor di era paska Perang Dunia II dalam menulis lagu tersebut.
Ia mengaku terobsesi sehingga dorongan kreatif yang timbul dirasakan bersifat personal. Ia yang membuat kerangka dasar, berkutat dengan solo gitar dan juga memikirkan liriknya.
Acin mengatakan, melalui lagu ini bandnya memastikan kalau surf rock juga mampu menerabas batas-batas klasifikasi sebagai suatu genre musik.Untuk lirik, Acin menggali keresahan yang tak kalah personal. Ia mengangkat problematika sosial, terutama dengan banyak bertebarannya para pemikir karbitan era sosial media.
"Yang merasa idealisme mereka paling benar. Tidak melihat kepada relativisme budaya bahwa benar atau salah itu tergantung dari kacamata kita masing-masing, bukan sesuatu hal yang mutlak. Daripada menghakimi, mendingan kita menghargai proses bagaimana mereka bisa mencapai pemahaman 'benar atau salah' tersebut," kata Acin.
Selain mencapai level baru dalam penulisan musik, rilisnya lagu ini juga menafsirkan misteri perihal album penuh kedua The Panturas yang digadang-gadang akan meluncur pada pertengahan 2021.
Akan menyusul juga dalam waktu dekat sebuah video musik yang bakal membuat keantikan lagu "Tafsir Mistik" terasa semakin hidup dalam pandangan visual.
"Kami akan merayakan keragaman budaya. Ibarat sebuah kapal yang tengah mengarungi archipelago Nusantara, musik yang tersaji nomadik jenisnya, dari Broadway sampai ke Semenanjung Arab. Fusion dari surf rock, punk, garage, waltz, Mandarin, Balkan, hingga ritmik Melayu," ujar Gogon.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: The Panturas akan gelar showcase bertajuk "Wahana Ombak Banyu Asmara"