Bandung (ANTARA) -
"Untuk kebutuhan tenaga kerja di sana sekitar 20.500-an orang. Dalam jangka panjang bisa 28.000-an orang. Jadi ini yang harus kita siapkan. Bagaimana pekerja lokal tidak jadi penonton, tapi menjadi pekerja di daerahnya sendiri, " kata Deputi II KSP Abetnego Tarigan pada acara Focus Group Discussion (FGD) tentang KITB di Kota Bandung, Jumat.
Dia menjelaskan digelarnya FGD tentang KITB yang dilaksanakan di Kota Bandung ialah untuk mengetahui kebutuhan industri.Sehingga nantinya diharapkan tidak mendatangkan pekerja dari jauh dan mereka harus disiapkan soal soft skill, daya tahan, dan lainnya.
Sementara untuk Daerah tingkat II, akan melibatkan dua Kabupaten, Batang dan Cilacap.
Menurut dia, kegiatan ini menindaklanjuti terkait isu tenaga kerja sebagaimana amanah Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya di KITB pada tanggal 21 April 2021 dan instruksi dari Kantor Staf Presiden (KSP).
Sementara Grand Batang City merupakan sebuah proyek ambisius dimana Pemerintah Indonesia menyiapkan infrastruktur yang berkualitas.
“Operasional pelabuhan berjalan baik apabila ada satu runtutan operasi yang mudah dan efisien mulai dari jarak tempuhnya, aksesibilitasnya, levelingnya, dan sebagainya,” kata Budi Karya Sumadi dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.
Menhub mengungkapkan, akan membahas lebih detail terkait teknis operasional pembangunan pelabuhan di KITB dengan sejumlah pihak.Sejumlah infrastruktur transportasi yang akan dibangun di kawasan industri tersebut di antaranya sektor kereta api yaitu, pengembangan Stasiun Plabuan dan reaktivasi jalur KA Semarang Tawang – Pelabuhan Tanjung Emas. Sementara di sektor laut yaitu pembangunan pelabuhan daratan (dry port) dan pembangunan jetty/trestle/dermaga. Pembangunan sejumlah infrastruktur transportasi tersebut mulai dibangun dari tahun 2022 hingga 2024.
Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo bahwa pembangunan infrastruktur transportasi harus disambungkan ke pusat kegiatan seperti, kawasan industri. Dengan demikian, diharapkan dapat memperlancar konektivitas pergerakan logistik dari dan ke Kawasan Industri di Batang.
"Dengan lancarnya pergerakan akan mengefisienkan biaya logistik dan akan meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan di kawasan ini," ujarnya.
Pada Juni 2022 lalu, Presiden Jokowi mengunjungi KITB untuk melihat dimulainya tahapan pembangunan industri baterai listrik terintegrasi.
Presiden menyebut bahwa investasi ini merupakan investasi pertama di dunia yang mengintegrasikan produksi kendaraan listrik dari hulu sampai hilir.Keberadaan kawasan ini diharapkan mampu memberikan efek berganda yaitu mendatangkan investasi dari luar, membuka lapangan kerja yang luas, dan menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di kawasan Batang dan daerah sekitarnya.
Usai mengunjungi KITB, Menhub menggunakan kereta inspeksi dari Stasiun Plabuan Batang ke Stasiun Semarang Tawang, untuk mengecek progres pembangunan perbaikan talud, memastikan alur masuk pelabuhan agar berjalan lancar, memastikan lampu navigasi berjalan.
Selain itu, Menhub juga memastikan progres pembangunan tanggul Pelabuhan Tanjung Emas pasca banjir berjalan sesuai rencana, berkolaborasi Kementerian PUPR dan PT Pelindo. Pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo ini akan terus dilakukan pengembangannya hingga tahun 2024.
Diproyeksikan pada tahun 2024, pelabuhan ini mampu melayani petikemas sampai 900 ribu Teus, 2 juta ton curah kering, 1,3 juta ton curah cair, dan 532 ribu ton general cargo.
