Bengaluru (ANTARA) - Lebih dari 3.200 kasus yang terkonfirmasi cacar monyet dan satu kematian dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai bagian dari wabah saat ini.
Menurut Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, diperlukan pengawasan intensif di kalangan masyarakat yang lebih luas, sementara kasus di negara-negara non endemik masih didominasi oleh laki-laki yang berhubungan seks sesama jenis.
"Penularan dari orang ke orang sedang berlangsung dan kemungkinan diremehkan," kata Tedros pada pertemuan Komite Darurat Peraturan Kesehatan Internasional (2005), Kamis (23/6).
Pertemuan para ahli itu diselenggarakan oleh WHO untuk memutuskan apakah akan menyatakan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.
Sebuah "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional" adalah tingkat kewaspadaan tertinggi di WHO.
Sebanyak 48 negara telah melaporkan kasus cacar monyet sejak Mei dalam wabah saat ini.
Ada hampir 1.500 kasus yang diduga cacar monyet tahun ini di Afrika Tengah dan 70 kematian, kata Tedros.
Tedros meminta negara-negara anggota untuk berbagi informasi tentang virus tersebut karena akan membantu WHO dalam mendukung upaya membendung penularan.
Afrika 1.597 kasus
Afrika telah mencatat 1.597 kasus dugaan cacar monyet sejak awal 2022, dimana 66 di antaranya berakibat fatal, kata penjabat direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika Ahmed Ogwell Ouma pada Kamis.
Karena penyakit ini belum dapat dikendalikan di Afrika, kata dia, kampanye vaksinasi cacar untuk menangani wabah cacar monyet di seluruh dunia harus dimulai di Afrika.
"Posisi kami adalah bahwa vaksinasi adalah alat penting dan perlu dimulai di sini di Afrika. Di sini... bebannya lebih besar, risikonya lebih tinggi, dan penyebaran geografisnya juga lebih luas," kata Ouma.
Negara-negara Afrika yang telah melaporkan kasus yang dikonfirmasi adalah Kamerun, Republik Afrika Tengah, Republik Kongo, Republik Demokratik Kongo, Nigeria, Maroko, Ghana, Liberia, dan Sierra Leone, kata Ouma.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengadakan komite darurat minggu depan untuk menilai apakah wabah cacar monyet merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Cacar monyet adalah endemik di beberapa bagian Afrika. Lebih dari 30 negara di mana penyakit virus tidak endemik telah melaporkan wabah tahun ini, kebanyakan di Eropa.
Vaksinasi cacar monyet
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan tidak ada kebutuhan mendesak untuk vaksinasi cacar monyet yang mewabah di luar Afrika, karena langkah-langkah menjaga kebersihan dan perilaku seksual yang aman akan membantu mengendalikan penyebaran virus.
Richard Pebody, yang memimpin tim patogen ancaman tinggi di WHO Eropa, juga mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara bahwa pasokan vaksin dan antivirus relatif terbatas.
Langkah-langkah utama untuk mengendalikan wabah adalah pelacakan kontak dan isolasi, kata Pebody.
Ia mengatakan cacar monyet bukan virus yang menyebar dengan sangat mudah, juga sejauh ini tidak menyebabkan penyakit serius. Vaksin yang digunakan untuk memerangi cacar monyet dapat memiliki beberapa efek samping yang signifikan, ujar dia.
Pernyataannya muncul ketika Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengatakan sedang dalam proses merilis beberapa dosis vaksin Jynneos untuk digunakan dalam kasus cacar monyet.
Pemerintah Jerman sedang menilai pilihan untuk vaksinasi cacar monyet, sementara Inggris telah menawarkan vaksin kepada sejumlah petugas kesehatan.
Sumber: Reuters
WHO laporkan 3.200 lebih kasus cacar monyet satu kematian secara global
Jumat, 24 Juni 2022 8:50 WIB