Cirebon (ANTARA) - Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Barat Dudi Bahrudi meminta kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk merevitalisasi pabrik gula (PG) di daerah tersebut, dalam rangka meningkatkan minat petani menanam komoditas tebu.
"Kami meminta kepada Menteri BUMN untuk merevitalisasi pabrik gula, karena sekarang yang beroperasi hanya dua," kata Dudi di Cirebon, Jawa Barat, Kamis.
Dudi mengatakan pabrik gula di Jawa Barat, sejatinya ada delapan unit, namun karena faktor usia yang terlalu lama, maka kualitas gula menurun, sehingga berdampak pada penutupan enam PG lainnya.
Menurutnya, ketika PG bisa beroperasi maksimal, tentunya akan berdampak pada ketertarikan petani untuk beralih menanam tebu.
Sehingga kebutuhan gula di Jawa Barat, yang mencapai 540 ribu ton bisa terpenuhi oleh petani itu sendiri, namun kondisi tersebut kata Dudi, masih sangat jauh, mengingat pabrik gula yang ada belum bisa beroperasi maksimal.
"Hal ini dikarenakan para petani tidak lagi semangat menanam tebu, karena pabrik gula zaman dahulu dan semua peninggalan Belanda, sehingga produksinya tidak maksimal," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Sport Bisnis PT PG Rajawali II Oksan OM Panggabean mengatakan saat ini PG Rajawali hanya mengoperasikan dua PG yaitu PG Tersana Baru dan PG Jatitujuh, sementara enam lainnya sudah tidak dioperasikan lagi.Menurut Oksan, ditutupnya enam PG yang tersebar di Jawa Barat, dikarenakan bahan baku tebu dari petani yang sangat kurang, sehingga tidak bisa menutupi ketika musim giling.
"Kita itu kekurangan bahan baku, sehingga hanya dua yang masih beroperasi. Namun itu juga pabrik yang sudah lama," katanya.
Butuh investasi
Perkebunan Nusantara III (Persero) sebagai holding PTPN Grup berencana membentuk pabrik gula yang membutuhkan dana investasi senilai Rp20 triliun.
Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani mengatakan pembangunan pabrik gula itu untuk mendongkrak produksi gula dalam negeri agar bisa swasembada gula, sehingga memangkas ketergantungan terhadap kebutuhan gula impor.
"Rencana strategis kami ke depan adalah melakukan perbaikan operational excellence baik di pabrik maupun di lapangan, kemudian dengan simplikasi bisnis gula," kata Abdul Ghani dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin.
Dalam pembentukan holding pabrik gula bernama Sugar Company (Sugarco), PTPN akan menggabungkan tujuh anak usahanya yang bergerak dalam bisnis perkebunan tebu dan gula, yaitu PTPN VII di Lampung, PTPN IX sampai XII di Jawa Timur, dan PTPN XIV di Sulawesi Selatan.
Ghani menjelaskan pihaknya akan menggandeng investor dan Indonesia Investment Authority (INA) dalam mengumpulkan modal untuk membangun holding pabrik gula tersebut.
Menurutnya, PTPN III saat ini belum bisa meminjam dana dari perbankan karena perseroan sedang dalam tahap restrukturisasi, sehingga suntikan modal hanya bisa diperoleh dari luar.
"Konsep yang akan kami siapkan adalah Sugarco dimiliki oleh PTPN III kemudian kami undang investor. Kami juga akan melibatkan INA," kata Ghani.
Besarnya konsumsi gula di Indonesia tidak disertai dengan peningkatan kapasitas produksi gula. Defisit komoditas gula selalu diselesaikan dengan kebijakan impor.
Selama 10 tahun terakhir, pemerintah selalu melakukan impor untuk mencukupi kebutuhan gula dalam negeri. Ketergantungan terhadap impor perlu segera diselesaikan dengan cara meningkatkan produksi dalam negeri.
Langkah yang harus diambil dengan meningkatkan produksi adalah revitalisasi pabrik gula yang tidak efisien dalam proses produksi dan pembangunan industri hilir pabrik gula.
Saat ini revitalisasi dan pembangunan pabrik gula baru dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas gula nasional yang terus turun dalam beberapa tahun terakhir.
Di samping itu, revitalisasi untuk memastikan produksi gula di dalam negeri menjadi lebih stabil, mengurangi impor, dan kualitasnya dapat bersaing dengan pabrik gula swasta.
Rencana pembangunan pabrik gula baru bertujuan untuk mencapai target harga pokok produksi sesuai dengan roadmap yang diberikan oleh pemerintah.
Adapun pembangunan pabrik gula merupakan bagian dari upaya revitalisasi sektor gula PTPN III untuk dikerjakan hingga tahun 2023.