Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore menguat seiring turunnya ekspektasi investor terhadap kenaikan suku bunga yang lebih agresif oleh bank sentral AS The Fed.
Rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.557 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.567 per dolar AS.
"Dolar AS melemah di tengah meredupnya ekspektasi untuk tindakan agresif kebijakan suku bunga dari The Fed di masa depan," kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Pelemahan dolar AS terjadi seiring investor yang menurunkan ekspektasi mereka untuk kenaikan suku bunga AS agresif pada masa mendatang.
The Fed diperkirakan mungkin akan menaikkan suku bunga secara agresif untuk dua bulan ke depan, namun untuk selanjutnya bank sentral kemungkinan akan mengambil jeda.
Menurunnya ekspektasi pasar untuk tindakan agresif suku bunga The Fed pada masa depan, datang dari hasil notula rapat The Fed yang dirilis pekan lalu.
Dalam rapat, sebagian besar anggota yakin bahwa kenaikan suku bunga sebesar 50 bps akan menjadi tepat dalam pertemuan kebijakan pada Juni dan Juli.
Kendati demikian, banyak juga anggota yang berpikir bahwa kenaikan suku bunga yang lebih awal akan memungkinkan ruang untuk adanya jeda pada akhir tahun untuk menilai apakah kebijakan yang lebih ketat membantu meredakan inflasi atau tidak.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.521 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.518 per dolar AS hingga Rp14.558 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menguat ke posisi Rp14.544 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.578 per dolar AS.
Rupiah menguat seiring turunnya ekspektasi kenaikan bunga agresif dari The Fed
Senin, 30 Mei 2022 16:37 WIB