Chicago (ANTARA) - Emas berjangka merosot kembali pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), memperpanjang kerugian pada hari kedua berturut-turut dan menetap di level terendah 14-minggu, karena menguatnya dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS mengurangi daya tarik logam kuning.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di Divisi Comex New York Exchange jatuh 16,4 dolar AS atau 0,9 persen menjadi ditutup pada 1.808,20 dolar AS per ounce setelah mencapai terendah sesi 1.797,45 dolar AS, terendah sejak 30 Januari. Minggu ini, emas Juni anjlok 3,9 persen.
Baca juga: Harga emas hadapi kerugian mingguan ke-4 karena reli dolar tekan daya tarik
Sehari sebelumnya, Kamis (12/5), emas berjangka anjlok 29,10 dolar AS atau 1,57 persen menjadi 1.824,60 dolar AS setelah terangkat 12,7 dolar AS atau 0,69 persen menjadi 1.853,70 dolar AS pada hari Rabu (11/5), dan tergelincir 17,6 dolar AS atau 0,95 persen menjadi 1.841,00 dolar AS pada hari Selasa (10/5).
Biaya hidup yang tinggi (inflasi tinggi) dan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS untuk menjinakkan inflasi telah mendorong permintaan dolar AS, yang mencapai level tertinggi yang terakhir terlihat dalam 20 tahun terakhir.
Emas jatuh di bawah rata-rata pergerakan 200-hari pada hari Kamis (12/5). Analis pasar berpendapat bahwa konsolidasi dalam minggu depan di bawah 1.830 dolar AS akan memperkuat sinyal bearish, yang akan membuka jalan bagi penurunan 25 persen lagi menuju area 1.350 dolar AS.
Harga emas jatuh 16,4 dolar karena "greenback" dan imbal hasil AS naik
Sabtu, 14 Mei 2022 9:44 WIB