Bandung (ANTARA) -
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil menuturkan pihaknya telah mengantisipasi arus balik dan ancaman yang menyertainya yakni penyebaran COVID-19 dan gelombang pendatang dari desa atau urbanisasi.
Izin mudik untuk kali pertama dalam tiga tahun pandemi dari pemerintah pusat, lanjut dia, membawa konsekuensi serius.
Baca juga: Pemprov Jabar kembali usulkan tiga calon daerah otonomi baru
Ridwan Kamil dalam keterangan persnya, Jumat, menuturkan arus balik di Jawa Barat hingga Kamis (5/5) malam masih dalam situasi terkendali.
Semua pihak mulai dari kepolisian, dinas perhubungan, dan pemda kabupaten/kota, serta stakeholders pendukung lain telah melakukan tugasnya sesuai dengan skenario.
"Alhamdulillah hingga saat ini (arus balik di Jabar) relatif lancar. Hal ini saya kira berkat dari berbagai upaya yang dilakukan seperti pemberlakuan satu arah kendaraan di jalan tol, contra flow, relatif berhasil," ujar Ridwan Kamil.
Hal yang menjadi fokus Jabar saat ini adalah pergerakan wisatawan lokal dan luar. Jabar selain sebagai daerah perlintasan juga sebagai tujuan pariwisata.
"Fokus kami sekarang penanganan wisata karena jutaan orang bisa jadi berpikiran yang sama: setelah Idul Fitri, ya ke mana lagi selain wisata. Maka untuk mengantisipasi COVID-19 , semua tempat wisata diminta mengetatkan skrining pengunjung (dengan aplikasi PeduliLindungi)," kata Ridwan Kamil.
Baca juga: Persoalan "rest area" jadi evaluasi mudik 2022, sebut Ridwan Kamil
Gubernur mengungkap, vaksinasi ketiga atau booster di Jabar sudah sesuai target yang direncanakan. Namun begitu tak boleh ada perlambatan bahkan harus lebih cepat.
“Vaksinasi terutama vaksin booster terus digenjot. Hingga kini di Jabar, booster sudah di atas 30 persen, sesuai target,” kata Ridwan Kamil.
Dengan mobilitas dan aktivitas para pemudik, Gubernur berharap tidak ada peningkatan kasus COVID-19 seperti tahun-tahun sebelumnya. Sehingga skenario pandemi menjadi endemi tetap berjalan di jalur.
"Sampai hari ini saja berdasarkan data (BOR) di rumah sakit hanya 0,8 persen, kasus per hari hanya di bawah 40-an. Mudah-mudahan jika setelah arus balik nanti datanya relatif sama dengan hari ini, itu menunjukkan pandemi sudah berubah menjadi endemi," katanya
Sementara itu menyinggung fenomena pendatang baru setelah Lebaran yang biasa terjadi, Gubernur Ridwan Kamil meyakini fenomena itu di Jabar trennya terus menurun berkat berbagai upaya yang dilakukan Pemda Provinsi Jabar untuk mencegah urbanisasi.
Baca juga: Ridwan Kamil prediksikan pada H+3 Lebaran sudah ada arus balik
"Kita sudah mengupayakan mengubah mindset terutama generasi milenial yang mau mencari kerja di kota dengan berbagai program seperti Petani Milenial, digitalisasi desa, satu desa satu perusahaan, dan lain-lain. Berbagai program itu bisa melahirkan pemikiran baru yaitu tinggal di desa rezeki kota" katanya.
Selain itu, Ridwan Kamil juga berharap investasi di Jabar yang ranking satu nasional bisa membantu lapangan pekerjaan.
"Investasi kami tahun lalu mencapai Rp136 triliun, bisa mendorong bertambahnya lapangan kerja, karena logikanya dengan Rp1 triliun investasi, bisa menyerap 800 hingga 1.000 lapangan pekerjaan. Selain itu akibat disrupsi 4.0 dan disrupsi pandemi memaksa gaya hidup baru dalam ekonomi, di antaranya dengan digitalisasi," katanya.