New York (ANTARA) - Harga minyak berbalik arah menjadi menetap di wilayah positif pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), di tengah reli di pasar minyak diesel dan kekhawatiran bahwa pasokan mungkin dibatasi oleh potensi larangan Uni Eropa terhadap minyak mentah Rusia.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli naik 44 sen atau 0,4 persen, menjadi menetap di 107,58 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni bertambah 48 sen atau 0,5 persen, menjadi ditutup di 105,17 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Baca juga: Minyak menetap beragam namun catat kenaikan mingguan dan bulanan
Diesel berjangka terus menguat setelah beralih ke kontrak Juni pada Senin (2/5/2022), melonjak 5,0 persen menjadi 4,0172 dolar AS per galon, karena rendahnya pasokan persediaan secara global memberikan tekanan pada harga WTI dan Brent.
"Item utama adalah penguatan lebih lanjut di pasar diesel yang bertindak untuk menarik minyak mentah lebih tinggi," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.
Kedua acuan turun lebih dari 2,00 dolar AS di awal sesi di tengah berita bahwa Komisi Eropa dapat menghindarkan Hungaria dan Slovakia dari embargo minyak Rusia saat bersiap untuk menyelesaikan sanksi berikutnya terhadap Rusia pada Selasa waktu setempat.