Dalam pembuatan video mapping, Pamong Budaya Ahli Madya Museum Nasional Nusi Lisabilla mengatakan pihaknya bersama tim sangat memperhatikan detail-detail termasuk warna, visual, latar belakang musik, hingga pencahayaan.
Ia juga bercerita bahwa video mapping akan terasa semakin memanjakan pengunjung kalau saja tersedia ruangan dengan langit-langit yang tinggi sehingga memungkinkan gambar bergerak tak hanya mencakup dinding dan lantai melainkan juga pada bagian atas.
"Sebetulnya bukan ruangan yang ideal karena langit-langit seharusnya tinggi. Karena keterbatasan langit-langit, jadi kami hanya bisa lantai sama dinding. Dan ini karena bangunan cagar budaya, kami nggak berani utak-atik. Kan ada peraturannya untuk mengubah ruangan," kata Nusi saat dijumpai ANTARA beberapa waktu lalu.
Pertunjukan di Ruang ImersifA menampilkan kilasan-kilasan perjalanan sejarah dalam konteks Nusantara dan Indonesia, mulai dari zaman pra-sejarah hingga masa modern.
Konten ImersifA juga menyajikan cerita-cerita seperti latar belakang sejarah Museum Nasional, kisah pertempuran antara Ganesha dan Nila Rudraka dengan latar candi Prambanan dan Borobudur, empat suku pelaut ulung Indonesia, hingga sejarah perkembangan transportasi.
Yang tak kalah menarik, video mapping menghadirkan gambar-gambar animasi alam, laut, dan ruang angkasa yang dipenuhi bintang-bintang. Rangkaian video ditutup dengan sebuah lagu yang membawa pesan mengenai harmoni kehidupan dalam keberagaman.
Menurut Nusi, durasi 30 menit memang merupakan waktu yang singkat untuk merangkum kompleksitas sejarah. Sebab itu, pihaknya hanya menampilkan potongan-potongan yang mewakili zaman ke zaman.
Spektrum - Belajar sejarah dengan berkelana di Ruang ImersifA Museum Nasional
Sabtu, 9 April 2022 8:08 WIB