Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menargetkan lulusan Pendidikan Reguler (Dikreg) ke-52 Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI dapat beradaptasi dengan kondisi global.
"Pendidikan ini memang kita mengharapkan keluaran personel dari sini akan menjadi pemimpin-pemimpin masa depan. Sehingga materi yang diberikan adalah geopolitik, geostrategis. Kemudian juga materi intel strategis supaya mereka ketika menjadi pemimpin bisa menganalisa sembilan komponen strategis tentang wilayahnya," kata Agus di Sesko TNI, Bandung, Selasa.
Agus juga menjelaskan bahwa dari kurikulum yang digunakan, lulusan Sesko TNI memang diarahkan untuk paham dan beradaptasi dengan kondisi global, seperti situasi perang di Eropa Timur (Ukraina) maupun Timur Tengah (Palestina).
Selain itu menurut dia, kurikulum juga diberikan dengan pengetahuan terkait pengembangan teknologi siber dan "drone" yang telah dikembangkan TNI sebagai doktrin peperangan terbaru dengan arah setiap satuan nantinya memiliki "drone" sesuai perkembangan dunia saat ini.
Panglima TNI mengatakan berbagai pengetahuan itu juga diberikan pada Dikreg ke-52 Sesko TNI saat ini yang diikuti 187 personel dari TNI dan Polri (19 orang), termasuk ada enam prajurit dari negara lain yang ikut yaitu dari Arab Saudi, Singapura, dan Australia.
"Lalu pada saat peserta didik ini telah selesai akan tertib secara administrasi dan bisa menganalisa dengan baik. Harapan saya, mereka (lulusan Sesko TNI Dikreg ke-52) bisa menjadi pemimpin yang handal, punya visi untuk membangun negara dengan baik," ujarnya.
Di lokasi yang sama, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga menyebutkan bahwa lulusan Sesko TNI Dikreg ke-52 menjadi komitmen TNI dan Polri dalam menjaga stabilitas negara Indonesia.
"Pendidikan ini memang kita mengharapkan keluaran personel dari sini akan menjadi pemimpin-pemimpin masa depan. Sehingga materi yang diberikan adalah geopolitik, geostrategis. Kemudian juga materi intel strategis supaya mereka ketika menjadi pemimpin bisa menganalisa sembilan komponen strategis tentang wilayahnya," kata Agus di Sesko TNI, Bandung, Selasa.
Agus juga menjelaskan bahwa dari kurikulum yang digunakan, lulusan Sesko TNI memang diarahkan untuk paham dan beradaptasi dengan kondisi global, seperti situasi perang di Eropa Timur (Ukraina) maupun Timur Tengah (Palestina).
Selain itu menurut dia, kurikulum juga diberikan dengan pengetahuan terkait pengembangan teknologi siber dan "drone" yang telah dikembangkan TNI sebagai doktrin peperangan terbaru dengan arah setiap satuan nantinya memiliki "drone" sesuai perkembangan dunia saat ini.
Panglima TNI mengatakan berbagai pengetahuan itu juga diberikan pada Dikreg ke-52 Sesko TNI saat ini yang diikuti 187 personel dari TNI dan Polri (19 orang), termasuk ada enam prajurit dari negara lain yang ikut yaitu dari Arab Saudi, Singapura, dan Australia.
"Lalu pada saat peserta didik ini telah selesai akan tertib secara administrasi dan bisa menganalisa dengan baik. Harapan saya, mereka (lulusan Sesko TNI Dikreg ke-52) bisa menjadi pemimpin yang handal, punya visi untuk membangun negara dengan baik," ujarnya.
Di lokasi yang sama, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga menyebutkan bahwa lulusan Sesko TNI Dikreg ke-52 menjadi komitmen TNI dan Polri dalam menjaga stabilitas negara Indonesia.