New York (ANTARA) - Harga minyak berjangka turun tajam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah negara-negara konsumen besar mengatakan akan melepas minyak dari cadangan untuk melawan pengetatan pasokan dan risalah yang hawkish dari bank sentral AS mendukung dolar.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni terperosok 5,57 dolar AS atau 5,2 persen, menjadi 101,07 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Baca juga: Harga minyak perpanjang kerugian karena dolar menguat dan stok AS meningkat
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei kehilangan 5,73 dolar AS atau 5,6 persen, menjadi ditutup di 96,23 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Aksi jual mengalami percepatan hingga penutupan, meninggalkan harga acuan Brent dan WTI pada level penutupan terendah sejak 16 Maret.
Negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) akan melepaskan 120 juta barel dari cadangan strategis (SPR) untuk menahan kenaikan harga. Pelepasan tersebut akan mencakup 60 juta barel dari Amerika Serikat, menurut dua sumber yang mengetahui masalah tersebut. Komitmen itu merupakan bagian dari pengumuman AS sebelumnya tentang pelepasan cadangan 180 juta barel.