Tokyo (ANTARA) - Harga minyak berjangka turun di sesi Asia pada Rabu pagi, memperpanjang kerugian hari sebelumnya karena dolar AS yang lebih kuat mendorong penjualan baru, sementara data menunjukkan peningkatan stok minyak mentah AS dan perpanjangan penguncian Shanghai memicu kekhawatiran permintaan yang lebih lambat.
Harga minyak mentah berjangka Brent merosot 97 sen atau 0,9 persen, menjadi diperdagangkan di 105,67 dolar AS per barel pada pukul 00.29 GMT. Harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 98 sen atau 1,0 persen, menjadi diperdagangkan di 100,98 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak merosot di tengah kekhawatiran pandemi, dolar AS yang kuat
Harga minyak Brent turun 0,8 persen pada Selasa (5/4/2022) dan WTI kehilangan 1,3 persen.
"Dolar yang lebih tinggi, peningkatan stok minyak mentah AS dan kekhawatiran atas permintaan yang lebih lemah di China karena penguncian Shanghai yang terus berlanjut menambah tekanan," kata Manajer Umum Penelitian Nissan Securities, Hiroyuki Kikukawa.
"Harga minyak kemungkinan akan bertahan di sekitar 100 dolar AS per barel untuk sementara waktu di tengah kekhawatiran permintaan dan ekspektasi untuk tidak ada konflik di Timur Tengah selama bulan Ramadhan, tetapi mungkin akan naik lagi setelah Ramadhan dan saat musim mengemudi AS dimulai," kata dia.