New York (ANTARA) - Harga minyak turun pada akhir perdagangan yang fluktuatif pada Selasa (Rabu pagi WIB), tertekan oleh kenaikan dolar AS dan meningkatnya kekhawatiran bahwa kasus virus corona baru dapat memperlambat permintaan, tetapi kerugian dibatasi oleh kekhawatiran pasokan karena sanksi terhadap Rusia atas dugaan kejahatan perang.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni turun 89 sen atau 0,8 persen, menjadi menetap di 106,64 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei jatuh 1,32 dolar AS atau 1,3 persen, menjadi ditutup di 101,96 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak perpanjang reli di Asia di tengah rencana sanksi baru ke Rusia
Di awal sesi, harga naik lebih dari dua dolar AS per barel setelah Menteri Perindustrian Jepang mengatakan Badan Energi Internasional (IEA) masih mendiskusikan pelepasan cadangan minyak terkoordinasi yang menurut banyak pedagang adalah kesepakatan yang sudah selesai. Setelah itu, harga diperdagangkan di kedua sisi tidak berubah hampir sepanjang hari.
Kekhawatiran permintaan meningkat setelah otoritas di importir minyak utama China memperpanjang penguncian di Shanghai untuk mencakup semua 26 juta orang di pusat keuangan itu.
"Pelemahan dolar awal hari ini secara bertahap memberi jalan kepada kekuatan dalam memberikan dorongan tambahan di balik ayunan harga minyak hari ini kembali ke sisi penurunan," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.
Harga minyak merosot di tengah kekhawatiran pandemi, dolar AS yang kuat
Rabu, 6 April 2022 6:15 WIB