Singapura (ANTARA) - Minyak berjangka memperpanjang reli di sesi Asia pada Selasa sore, karena Amerika Serikat dan Eropa merencanakan sanksi baru untuk menghukum Moskow atas dugaan kejahatan perang oleh pasukan Rusia di Ukraina, meningkatkan kekhawatiran pasokan global yang lebih ketat, sementara pembicaraan nuklir Iran terhenti.
Minyak mentah berjangka Brent terangkat 1,87 dolar AS atau 1,7 persen menjadi diperdagangkan di 109,40 dolar AS per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 1,83 dolar AS atau 1,8 persen menjadi diperdagangkan di 105,11 dolar AS per barel pada pukul 06.15 GMT.
Baca juga: Harga minyak terus menguat karena ketidakpastian seputar pasokan berlanjut
Kedua kontrak sempat melonjak lebih dari dua dolar AS per barel di awal perdagangan Asia setelah menteri industri Jepang Koichi Hagiuda mengatakan Badan Energi Internasional (IEA) masih menyusun rincian untuk putaran kedua yang direncanakan dari pelepasan minyak terkoordinasi.
Minyak mentah berjangka global telah naik lebih dari tiga persen pada Senin (4/4/2022) di tengah ancaman sanksi lebih lanjut terhadap Rusia atas pembunuhan warga sipil di Ukraina dan menyusul jeda di Wina dalam pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran. Kesepakatan bisa menempatkan lebih banyak barel Iran ke pasar. Iran menyalahkan Amerika Serikat karena menghentikan pembicaraan.
Ada harapan yang meningkat bahwa Eropa akhirnya akan mengambil tindakan untuk mengurangi transaksi dengan sektor energi Rusia, lebih lanjut menekan pasokan, analis senior OANDA Jeffrey Halley mengatakan dalam sebuah catatan.
Harga minyak perpanjang reli di Asia di tengah rencana sanksi baru ke Rusia
Selasa, 5 April 2022 14:59 WIB