Chicago (ANTARA) - Emas tergelincir pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS dan ekspektasi untuk pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif oleh Federal Reserve mengimbangi permintaan safe-haven untuk emas yang didorong oleh kemungkinan sanksi baru Barat terhadap Rusia.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, merosot 6,5 dolar AS atau 0,34 persen, menjadi ditutup pada 1.927,50 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas tergelincir di Asia terseret dolar AS yang bertahan kuat
Sehari sebelumnya, Senin (4/4/2022), emas berjangka terangkat 10,3 dolar AS atau 0,54 persen menjadi 1.934,00 dolar AS, setelah anjlok 30,3 dolar AS atau 1,55 persen menjadi 1.923,70 dolar AS pada Jumat (1/4/2022).
Emas berada di bawah tekanan tambahan karena dolar AS menguat.
Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun naik setelah Gubernur Fed Lael Brainard mengatakan dia mengharapkan kenaikan suku bunga metodis dan pengurangan cepat pada neraca bank sentral untuk membawa kebijakan moneter AS ke "posisi yang lebih netral" akhir tahun ini.