Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil sambil meningkatkan dolar.
Kemarahan global menyebar pada Senin (4/4/2022) atas pembunuhan warga sipil di Ukraina utara dan tampaknya akan menggembleng Barat untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Moskow, yang mungkin dapat mencakup ekspor energi Rusia.
"Permintaan safe-haven dapat berkurang jika pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina berhasil, tetapi inflasi tampaknya akan tetap tinggi, yang dapat terus mendukung harga emas," tulis analis di Heraeus Precious Metals dalam sebuah catatan.
Baca juga: Harga emas anjlok 30 dolar karena data pekerjaan AS dan "greenback" menguat
Keuntungan di Wall Street pada Senin (4/4/2022) juga meredupkan daya tarik emas, karena indeks Nasdaq dan S&P 500 didorong oleh saham-saham megacap dan lonjakan 20 persen pada saham Twitter.
Pedagang juga mencerna komentar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa negosiasi damai menjadi lebih sulit karena militer Ukraina melaporkan warga sipil yang tewas di kota Bucha, Ukraina.
Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Senin (4/4/2022) bahwa pesanan pabrik AS turun 0,5 persen pada Februari setelah melonjak dengan revisi naik 1,5 persen pada Januari. Penurunan pesanan pabrik ini terjadi untuk pertama kalinya dalam 10 bulan.
Untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 6,4 sen atau 0,26 persen, menjadi ditutup pada 24,59 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 2,4 dolar AS atau 0,24 persen, menjadi ditutup pada 991 dolar AS per ounce.
Harga emas menguat dipicu prospek lebih banyak sanksi Rusia
Selasa, 5 April 2022 7:57 WIB