Jakarta (ANTARA) - Pengelola Jakarta Islamic Center di Koja, Jakarta Utara, berpartisipasi dalam penentuan awal Ramadhan 1443 Hijriah di Indonesia dengan mengirim tim pemantau hilal ke Pulau Karya, Kabupaten Kepulauan Seribu.
"Sudah kami kirim tim untuk memantau hilal di Pulau Karya, nanti kami lihat saja laporannya dari sana. Jadi untuk penentuan Ramadhan, hisabnya kita lihat, rukyatnya kita lihat," kata Kepala Sekretariat Masjid Raya Jakarta Islamic Center Ahmad (JIC) Juhandi kepada ANTARA di Jakarta Utara, Kamis.
Baca juga: BMKG amati hilal penentuan awal Ramadhan pada 1 April
Ahmad mengatakan, Pulau Karya dipilih berdasarkan hasil kajian internal JIC bahwa di sana memiliki jarak pandang yang cukup luas serta tidak terdampak oleh polusi cahaya di DKI Jakarta yang dapat mengganggu pemantauan hilal.
"Memang itu pulau, pandangannya bagus, pandangannya luas, objeknya itu akhirnya bisa dipantau, kami tinggal dibantu teropong, kami bisa melihat di sana," kata Ahmad.
Ahmad mengatakan, pihaknya pernah menguji pemantauan hilal dari atas Lantai 11 Gedung Bisnis JIC, tapi karena polusi pencahayaan yang berasal dari arah pelabuhan menyebabkan penglihatan menggunakan alat bantu teropong masih samar."Akhirnya kami cari, riset, di sekitar Kepulauan Seribu itu, ternyata dari Pulau Pramuka geser sedikit, ke Pulau Karya," katanya.
"Itulah yang pandangannya luas, mata memandang juga bebas, belum ada polusi pencahayaan, makanya kami putuskan melihat dari Pulau Karya di sana," kata Ahmad.
Ahmad mengatakan, sudah empat sampai lima tahun terakhir pemantauan hilal dilakukan dari Pulau Karya karena hasilnya lebih bagus ketika langitnya bersih dan tidak tertutup awan.
Dia menambahkan, metode rukyatul hilal dalam penentuan awal Ramadhan amat dipengaruhi oleh cuaca. "Terkadang tertutup mendung, memang situasinya, segala macam (mempengaruhi hasil pemantauan)," kata Achmad.
Baca juga: BMKG Bandung pastikan hilal belum terlihat di Subang