Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mencatat kasus positif COVID-19 di Indonesia bertambah 9.629 orang sehingga total menjadi 5.900.124 kasus, dengan daerah penyumbang kasus terbanyak adalah Jawa Barat.
Data Satgas COVID-19 yang dikutip di Jakarta, pada Senin, menunjukkan Jawa Barat menyumbang 1.842 kasus.
Disusul oleh DKI Jakarta yang menyumbang 1.307 kasus, Jawa Tengah 920 kasus, Nusa Tenggara Timur 839 kasus dan Jawa Timur 838 kasus.
Selanjutnya, kasus aktif tercatat mengalami penurunan sebanyak 29.938 kasus menjadikan jumlah akumulatif kasus aktif sebanyak 312.958 kasus.
Jumlah orang yang sembuh dari COVID-19 terus bertambah. Jumlah orang yang sudah sembuh tercatat seluruhnya 5.434.729 orang, bertambah 39.296 orang dari hari sebelumnya.
Daerah dengan jumlah pasien sembuh terbanyak adalah Jawa Barat 9.563 jiwa, Banten 6.192 jiwa, DKI Jakarta 4.000 jiwa, Jawa Tengah 3.235 jiwa dan Jawa Timur 2.364 jiwa.
Walaupun demikian, jumlah pasien yang meninggal karena COVID-19 bertambah 271 jiwa sehingga total kematian ada 152.437 jiwa. Tambahan kasus kematian terbanyak berasal dari Jawa Tengah 63 jiwa, Jawa Timur 37 jiwa, DKI Jakarta 33 jiwa, Jawa Barat 29 jiwa dan DI Yogyakarta 17 jiwa.
Sebanyak 195.229 spesimen dari beragam tes COVID-19 dinyatakan sudah diperiksa, sedangkan 10.611 orang menjadi suspek. Positivity rate spesimen harian 10,46 persen dan tingkat positivity rate orang harian 8,04 persen.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro mengimbau kepada seluruh pihak untuk tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan meski saat ini sedang diterapkan pelonggaran pada pelaku perjalanan.
Masyarakat diharapkan untuk tidak melepas masker, rajin mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir setidaknya 20 detik, menjaga jarak dan sebisa mungkin menjauhi kerumunan.
Reisa berharap masyarakat dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk membawa Indonesia dapat memasuki memasuki fase deselerasi COVID-19.
Sebuah kondisi satu tingkat lebih rendah dari pandemi, di mana jumlah kasus baru baik yang ada secara nasional ataupun global, dapat mengalami tren penurunan karena perubahannya dipengaruhi oleh adanya kehadiran varian baru ataupun terbentuknya imunitas dalam masyarakat.
“Sebelum kita masuk ke fase-fase yang lebih rendah dari pandemi, kita harus yakin dan kita harus bekerja sama bahwa kita bisa mengupayakan sampai benar-benar kasusnya benar-benar terkendali,” kata Reisa.