Bandung (ANTARA) - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung mencatat adanya sekitar 180.000 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bandung yang lahir dan memanfaatkan peluang dari pandemi COVID-19.
Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan banyaknya UMKM itu terbentuk karena adanya pergeseran sifat masyarakat yang kini gemar berbelanja secara daring. Pasalnya, pandemi COVID-19 membuat keterbatasan pertemuan secara fisik.
"Faktor ini didorong oleh tingginya daya beli dan pergeseran masyarakat untuk membeli tanpa tatap muka," kata Elly di Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Baca juga: Disdagin Kota Bandung minta komitmen distributor jaga stok minyak goreng
Dengan kondisi tersebut, tambah dia, aktivitas transaksi perdagangan daring meningkat hingga 150 persen. Hasilnya, laju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung saat ini bergerak di angka 3,5 persen.
Ia pun menyebut tiga produk dengan angka penjualan melalui daring yang cukup tinggi antara lain yakni fesyen, makanan dan minuman, serta produk kesehatan.
Guna terus mendorong UMKM agar dapat bertumbuh, menurut dia, ada beberapa upaya yang dilakukan Disdagin Kota Bandung untuk memfasilitasi pertumbuhan UMKM di Kota Bandung.
"Rencananya tahun ini akan ada pelatihan secara daring untuk 500 pelaku UMKM," kata Elly.
Selain itu, Pemkot Bandung melalui Disdagin akan menggelar Pasar Kreatif Bandung di enam pusat perbelanjaan. Disdagin juga siap menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Digitalisasi Marketing.
Baca juga: Kota Bandung terus dorong UMKM tingkatkan omzet dan kualitas
Tahun lalu, Bimtek untuk optimalisasi teknologi digital ini sudah diikuti oleh 600 UMKM dengan menggandeng tiga toko digital (marketplace).
"Berkaca dari omzetnya, aktivitas di e-commerce ini sangat membantu pelaku UMKM dalam menjual produknya," kata Elly.