Pada 1998, de Lecea dan ilmuwan lain telah menemukan bahwa hipokretin mengirimkan sinyal yang memainkan peran penting agar seseorang tetap terjaga.
Baca juga: Kualitas tidur buruk tingkatkan risiko penyakit degeneratif
Oleh karena banyak spesies mengalami proses tidur yang terpotong-potong seiring bertambah usia, maka dihipotesiskan bahwa mekanisme yang sama juga berlaku di seluruh mamalia.
Penelitian sebelumnya menunjukkan rendahnya hipokretin menyebabkan narkolepsi pada manusia, anjing, dan tikus.
Tim peneliti de Lecea memilih tikus muda (usia tiga hingga lima bulan) dan tua (usia 18 hingga 22 bulan). Mereka menggunakan cahaya yang dibawa oleh serat untuk merangsang neuron tertentu dan merekam hasilnya menggunakan teknik pencitraan.