Kasat Polair Polres Cianjur, AKP Heri saat dihubungi dari Cianjur, Senin, mengatakan pihaknya telat mendapat informasi terkait penemuan Kapal KM Putra Cikal 101, namun awak kapal hingga saat ini, belum ditemukan, sedangkan kapal ditemukan dalam kondisi terbalik, tanpa ada kerusakan.
Baca juga: Keterisian tempat tidur pasien COVID-19 di RS Cianjur masih rendah
"Baru kapalnya yang ditemukan, namun awak kapal belum berhasil ditemukan, diduga hilang terbawa gelombang yang menghempaskan kapal. Kapal ditemukan dengan posisi tertelungkup di perairan Garut selatan," katanya.
Pihaknya masih melakukan koordinasi dengan tim gabungan termasuk lintas sektor Sukabumi dan Garut, untuk upaya pencarian awak kapal yang dinahkodai Nurjaman bersama beberapa orang anak buah kapal, dengan cara menyisir pinggir pantai selatan.
"Kita hanya bisa berupaya melakukan penyisiran di pinggiran karena gelombang laut masih tinggi, sehingga dapat mengancam keselamatan tim," katanya.
Sekjen BPBD Cianjur, Rudi Wibowo, mengatakan pihaknya juga sudah mendapat laporan terkait penemuan bangkai kapal nelayan asal Sukabumi yang ditemukan di perairan Garut selatan, namun awak kapal belum ditemukan, sehingga kemungkinan pencarian akan dilanjutkan.
"Kami masih menunggu kordinasi dari tim gabungan, karena awak kapal belum ditemukan. Kami masih menyiagakan relawan di pantai selatan untuk memantau dan terus mengawasi," katanya.
Baca juga: Puskesmas di Cianjur tetap melayani vaksinasi saat hari libur
Sebelumnya Satpolair Polres Cianjur, bersama tim SAR gabungan masih berupaya mencari kapal nelayan KM Putra Cikal 101 asal Ujung Genteng-Sukabumi yang dilaporkan hilang kontak di perairan Karang Potong, Kecamatan Sindangbarang, Cianjur, Jawa Barat.
Kasat Polair Polres Cianjur, AKP Heri saat dihubungi, mengatakan pihaknya bersama tim gabungan dibantu nelayan, langsung melakukan pencarian setelah mendapat laporan terkait kapal pencari ikan yang hilang kontak dari Sukabumi.
Sejak beberapa pekan terakhir, gelombang di sepanjang pantai selatan cukup tinggi, sehingga dapat mengancam keselamatan nelayan yang memaksakan diri melaut. Bahkan pihaknya sejak jauh hari, sudah mengimbau agar nelayan tidak melaut karena masuknya puncak musim penghujan.