Chicago (ANTARA) - Kontrak emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), bangkit dari penurunan dua hari berturut-turut, didorong oleh pelemahan dolar dan berlanjutnya kekhawatiran bahwa varian virus corona Omicron dapat merusak pemulihan ekonomi global.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terangkat 13,5 dolar AS atau 0,75 persen menjadi ditutup pada 1.802,20 dolar AS per ounce. Di pasar spot, emas naik 0,7 persen menjadi diperdagangkan di 1.801,24 dolar AS per ounce pada pukul 18.39 GMT.
Baca juga: Harga emas datar di Asia, kenaikan "yields" obligasi imbangi dampak Omicron
Sehari sebelumnya, Selasa (21/12/2021), emas berjangka tergelincir 5,9 dolar AS atau 0,33 persen menjadi 1.788,70 dolar AS, setelah jatuh 10,3 dolar AS atau 0,57 persen menjadi 1.794,60 dolar AS pada Senin (20/12/2021), dan menguat 6,7 dolar AS atau 0,37 persen menjadi 1.804,90 dolar AS pada Jumat (18/12/2021).
Meskipun para analis mengecilkan dampak potensial Omicron, lebih banyak negara mengumumkan pembatasan untuk mengurangi penyebaran varian tersebut sehingga agak mengurangi selera investor terhadap aset-aset berisiko.
Ada beberapa minat beli dari sedikit kemunduran dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS dan dolar, kata Jim Wyckoff, seorang analis senior di Kitco Metals, yang mengaitkan kenaikan tersebut dengan “corrective bounce".
Harga emas menguat didorong pelemahan dolar dan kekhawatiran Omicron
Kamis, 23 Desember 2021 5:25 WIB