"Yang kedua itu munadzim, organisatoris. NU itu organisasi, jadi seorang pemimpin tertinggi itu harus mengerti organisasi, bagaimana meng-organise ini," tambahnya.
Baca juga: Mayoritas PCNU di Jawa Barat deklarasikan dukung Gus Yahya pimpin PBNU
Selain itu, Wapres Ma’ruf menilai Rais Aam juga harus seseorang yang memiliki kemampuan sebagai penggerak dalam upaya memperbaiki kehidupan umat Islam.
"Kemudian, dia harus bisa menggerakkan, sebab NU itu gerakan ulama dalam memperbaiki umat atau dalam rangka meng-islah. Itu kalau (kriteria) Rais Aam, dulu saya pernah membuat itu," jelasnya.
Sementara terkait penentuan ketua umum Tanfidziyah PBNU, Ma’ruf Amin yang juga mustasyar PBNU tersebut menilai ketentuan tersebut menjadi kewenangan penuh para peserta Muktamar ke-34 NU.
Ma’ruf berharap sosok Tanfidziyah PBNU yang akan dipilih nantinya memiliki kemampuan untuk memimpin organisasi dengan baik.
"Kalau yang tanfidh itu yang mampu melakukan organisasi, pelaksananya, tanfidz yang bisa menjalankan semua program yang sudah ada, itu nanti yang menentukan itu ya muktamirin peserta muktamar," ujarnya.
Baca juga: KH Said Aqil siap mencalonkan lagi jadi Ketua Umum PBNU
Wapres Ma'ruf Amin sebut kriteria Rais Aam PBNU, apa saja?
Rabu, 22 Desember 2021 20:25 WIB