Depok (ANTARA) - Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) bekerja sama dengan Pemerintah Kota Depok menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat untuk mendorong 10 Industri Kecil Menengah (IKM) Depok memasuki pasar ekspor.
"Saat ini, Pemerintah Kota Depok sudah melakukan pendampingan IKM secara berkala, dengan pendampingan dari Fakultas Ilmu Administrasi diharapkan lebih sistematis dan membawa IKM Depok menjadi pionir ekonomi daerah," kata Koordinator Humas FIA UI Debie Puspasari dalam keterangannya, Kamis.
FIA UI akan melakukan pendampingan berkelanjutan pada 10 IKM yang bergerak di bidang handycraft, fashion, dan kuliner selama setahun mulai dari November 2021-November 2022 dengan harapan IKM Depok memiliki daya saing dengan memanfaatkan teknologi.
Ketua Klaster Riset Institusi Keuangan Prof. Ferdinand Dehoutman Saragih menyatakan salah satu pasar ekspor yang dituju untuk salah satu IKM adalah Jerman.
"Pada saat pendampingan, Tim Pengabdi dan para IKM akan bekerjasama untuk mengidentifikasi pasar ekspor yang dituju,” tuturnya.
Ferdinand menekankan fokus pada area pendampingan yang tidak hanya terbatas pada aspek pengelolaan keuangan bisnis, namun juga perencanaan dan permodalan bisnis IKM untuk merambah pasar ekspor.
Berdasarkan studi awal, area kebutuhan pendampingan terdiri dari pelaporan dan pengelolaan keuangan, pengemasan produk IKM, permodalan, pengelolaan sumber daya manusia, pemasaran produk, pengelolaan website, dan dukungan memasuki pasar ekspor.
“Setelah melalui acara curah pendapat dan diskusi, secara lebih fokus didapati kebutuhan pendampingan diantaranya perhitungan harga pokok produksi, strategi branding dan pemasaran produk, perencanaan dan pengelolaan keuangan bisnis, dan segmentasi pasar,” katanya.
Dia menjelaskan beberapa strategi yang akan dilakukan, diantaranya pertama, pendampingan secara berkelompok menyusun model bisnis dari masing-masing IKM. Adapun aspek yang perlu disusun adalah unique selling point, segmentasi pasar dan perhitungan harga pokok produk.
Kedua, pendampingan secara individual untuk mendeteksi titik stress dari bisnis yang perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut.
Ketiga, pendampingan secara berkelompok (IKM dengan titik stress serupa) maupun secara individual (IKM dengan titik stress berbeda) untuk mencari solusi dan meningkatkan kapasitas pengelolaan bisnis IKM.
Keempat, fasilitasi dan pendampingan business pitch dengan investor-investor yang dapat mendorong IKM memasuki pasar ekspor.
Baca juga: Pemkot Depok fasilitasi 40 IKM membuat sertifikasi produk halal
Baca juga: Pemkot Depok fasilitasi pemasaran produk kerajinan IKM ke Eropa
Baca juga: Disperindag Kota Depok siap pasarkan IKM di pasar internasional