Depok (ANTARA) - Dekan Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Indonesia (UI) Prof Chandra Wijaya menekankan ada enam pendekatan dalam perencanaan keuangan.
"Keenam pendekatan perencanaan keuangan yaitu pemahaman terhadap cash flow management, perencanaan pengelolaan risiko dan asuransi, perencanaan investasi, perencanaan perpajakan, perencanaan pensiun di hari tua, dan perencanaan hibah atau warisan," kata Prof Chandra dalam keterangannya, Sabtu.
Prof Chandra mengatakan hal tersebut saat webinar Sekolah Pasar Modal (SPM) dengan tema “Pasar Modal pilihan Cerdas Investasi di Era Ekonomi Digital”
Ia mengatakan tujuan SPM yaitu meningkatkan pemahaman mengenai dunia investasi khususnya pasar modal baik keuntungan maupun resiko yang ada di dalamnya. Kegiatan investasi bagian dari personal financial planning yaitu proses mencapai tujuan hidup seseorang, maka proses mencapai itu harus melalui manajemen keuangan yang terintegrasi.
"Namun kita harus berhati-hati dengan money games atau skema ponzi," kata Prof Chandra.
Dikatakannya dalam perencanaan investasi dibutuhkan komitmen dari setiap individu untuk mengalokasikan sejumlah dana dengan tujuan memperoleh return di masa mendatang. Sehingga dibutuhkan komitmen untuk mengalokasikan dana pada saat ini dengan harapan pokok dan imbal hasil di masa mendatang.
Berdasarkan data Satuan Tugas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total kerugian masyarakat akibat investasi ilegal pada selama tahun 2011-2021 adalah sebesar Rp 117,4 Triliun. Pada 2021 terdapat 83 investasi dan 592 fintech peer-to-peer lending (P2PL) ilegal dan 17 gadai ilegal.
"Ciri-ciri investasi ilegal yaitu menjanjikan keuntungan tidak wajar dalam waktu cepat, menjanjikan bonus dari merekrut anggota baru member get member, memanfaatkan tokoh masyarakat/tokoh agama, public figure untuk menarik minat berinvestasi, klaim tanpa resiko, dan legalitas tidak jelas," kata Irhamsah Satgas Waspada Investasi OJK.
Sementara itu, pada BEI tercatat 750 perusahaan terdaftar dengan kapitalisasi sebesar Rp8.170,85 triliun yang terbesar di ASEAN. Resiko dalam pasar modal yaitu market risk, pailit, dan delisting.
"Cara meminimalisasi resiko yaitu BEI mengeluarkan basis indeks sehingga bisa bisa mempermudah masyarakat untuk investasi, diantaranya LQ45, IDX Growth 30, IDX HIDIV 20, Jakarta Islamic Index, dan ESG Leaders 20,” ujar Kepala Kantor BEI Perwakilan Jakarta Marco Poetra Kawet.
"Dalam memilih partner investasi diperlukan administrasi, legalitas, reputasi dan fasilitas. Dalam fasilitas dibutuhkan terjangkau, platform digital, fasilitas edukasi, ekosistem investasi, dan customer service,” kata Peni Rahmadani, Investment Specialist Indo Premier Sekuritas.
Webinar yang dilaksanakan pada akhir bulan Oktober 2021 tersebut dihadiri oleh 222 peserta. Tujuan terselenggaranya webinar tersebut merupakan komitmen UI melalui FIA dan Program Pendidikan Vokasi dalam mengedukasi sivitas akademika UI dan masyarakat terkait pasar modal dan investasi dalam mencapai perencanaan tujuan keuangan pribadi/personal.
Baca juga: Tips perencanaan finansial di tahun pandemi
Baca juga: Simpanan Pelajar Edukasi Perencanaan Keuangan Sejak Dini