Bandung (ANTARA) - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov Jawa Barat yakni PT Agro Jabar menandatangani kesepakatan bisnis dengan BUMN PT Pindad terkait pengembangan bisnis, teknologi, inovasi dan digitalisasi dalam bidang pertanian.
Direktur Utama PT Agro Jabar Kurnia Fajar, Jumat, dalam siaran persnya, mengatakan penandatangan kesepakatan bisnis ini dilakukan oleh Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose dan pihaknya dalam acara West Java Investment Summit (WJIS) 2021 di Kota Bandung.
Kurnia mengatakan PT Agro Jabar bekerja sama dengan Pindad dalam pengembangan teknologi pertanian ini bisa meningkatkan kesejahteraan petani Jawa Barat ke depan.
Ia menuturkan di dalam kerja sama ini pihaknya memesan alat-alat pertanian dari mulai traktor sampai penelitian pada peralatan pertanian yang masih import. "Jadi Pindad membantu kami membuat mesin-mesin ini menjadi costum, disesuaikan dengan tantangan wilayah Jawa Barat," katanya
Pihaknya memastikan inovasi produk pertanian yang dikembangkan Pindad memungkinkan wajah pertanian Jawa Barat berubah lebih modern.
Seperti memberi pupuk memakai drone, ada juga alat tanam dan panen, hingga pasca panen pihaknya memesan mobile dryer. "Sehingga dengan tingkat kelembapan di Indonesia, mobile dryer itu penting," katanya.
Alat-alat pertanian Pindad ini menurutnya akan dipraktikan di wilayah pertanian Jawa Barat yang lebih massif.
Seiring kerjasama tersebut, pihaknya juga menjalin kesepakatan kerjasama dengan tujuh BUMD antara lain di Kabupaten Sumedang, Kabupaten Karawang hingga ke Kabupaten Cianjur yang menjadi re-seller produk-produk tersebut lewat pembentukan UPJA.
"Kerja sama ini adalah kolaborasi sesuai visi dan misi gubernur berkolaborasi dengan semua pihak. BUMD daerah juga diuntungkan karena tidak perlu modal, cukup komunikasi dengan stakeholder para petani dan penyuluh memakai teknologi milik Agro Jabar, nanti skemanya bisa bagi hasil," katanya.
PT Agro Jabar di ajang WJIS 2021 juga menjalin kesepakatan pembiayaan dengan Bank BJB.
Menurutnya lewat kerjasama ini maka petani yang menggunakan teknologi buatan Pindad bisa dimudahkan oleh skema pembiayaan yang ringan.
"Jadi bagaimana caranya pembiayaan itu dimudahkan. Jadi petani menggunakan teknologi ini terasa murah, tidak lagi harus membeli alat-alat atau mesin pertanian yang mahal, tapi perbankan menyediakan fasilitas kredit, yang terjangkau para petani,” katanya.
Baca juga: Petani milenial sektor peternakan mulai membudidayakan burung puyuh
Baca juga: Pemprov Jawa Barat tertarik produksi jagung asal Banyuasin
Baca juga: PT Agro Jabar panen melon hasil Smart Greenhouse hidroponik