Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir bahwa rata-rata upah harian buruh tani nasional mengalami kenaikan 0,11 persen pada September 2021 dibandingkan bulan sebelumnya.
"Upah buruh tani pada September 2021 itu tercatat Rp56.962 per hari, di mana angka ini naik 0,11 persen kalau dibandingkan bulan sebelumnya," ujar Kepala BPS Margo Yuwono saat menggelar konferensi pers secara virtual di Jakarta, Jumat.
Menurut Margo, jika dilihat sebaran secara provinsi, upah buruh tani secara nominal tertinggi terjadi di Kalimantan Utara yaitu Rp73.872 per hari. Sedangkan, upah nomonal buruh tani terendah ada di Yogyakarta dengan nilai Rp31.891 per hari.
Jika dihitung secara riil, tambahnya, upah buruh tani pada September 2021 mengalami peningkatan 0,25 persen menjadi Rp52.882 per hari dibandingkan Agustus 2021.
"Upah riil naik karena indeks konsumsi rumah tangga pada September 2021 mengalami deflasi. Jadi, karena deflasi, upah riilnya mengalami peningkatan," ujar Margo.
Kemudian, lanjutnya, terjadi kenaikan tipis pada upah buruh bangunan di periode yang sama yakni sebesar 0,01 persen menjadi Rp91,226 per hari jika dibandingkan bulan sebelumnya.
Sedangkan, upah riil buruh bangunan pada September 2021 sebesar Rp85.630 per hari atau naik 0,05 persen jika dibandingkan dengan kondisi Agustus 2021.
Upah nominal buruh atau pekerja adalah rata-rata upah harian yang diterima buruh sebagai balas jasa pekerjaan yang telah dilakukan. Adapun upah riil buruh atau pekerja menggambarkan daya beli dari pendapatan atau upah yang diterima buruh atau pekerja.
Kemudian, upah riil buruh tani adalah perbandingan antara upah nominal buruh tani dengan indeks konsumsi rumah tangga perdesaan, sedangkan upah riil buruh bangunan adalah perbandingan upah nominal buruh bangunan terhadap indeks harga konsumen perkotaan.
Baca juga: Upah nominal harian buruh tani nasional Juni naik 0,15 persen
Baca juga: Upah harian buruh tani nasional Mei naik 0,14 persen
Baca juga: BPS catat Nilai Tukar Petani Juli 2021 turun 0,11 persen