Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, meminta Bank Bandung aktif mempromosikan program pinjaman modal usaha bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan program itu perlu digencarkan guna menghindari praktik-praktik rentenir yang kerap menyebabkan pedagang terlilit utang.
"Seperti program pinjaman modal usaha Bank Bandung. Ini bisa menjadi alternatif masyarakat dan lambat laun meninggalkan rentenir," kata Yana di Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Menurutnya, rentenir atau orang pemberi pinjaman uang tunai dengan bunga yang sangat tinggi merupakan praktik ekonomi ilegal. Selama ini rentenir telah mengakar di kalangan masyarakat dan telah menghancurkan sendi-sendi perekonomian masyarakat.
Saat ini pun, menurutnya, rentenir sudah semakin canggih dan mereka mampu beradaptasi dengan zaman. Mulai dari berpura-pura membuka koperasi simpan pinjam padahal isinya praktik rentenir, termasuk memanfaatkan teknologi digital atau kerap disebut pinjaman online.
Sehingga, ia pun meminta Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (KUKM) Kota Bandung agar turut serta mempersempit ruang rentenir salah satunya dengan menghidupkan kembali koperasi-koperasi simpan pinjam.
Namun Yana mengingatkan agar bank atau koperasi resmi memberi kemudahan dalam proses pinjaman. Karena rentenir memberi kemudahan dalam proses pinjaman sehingga hal itulah yang membuat masyarakat akhirnya terjebak.
"Rentenir bisa menagih setiap hari, dan bagi pedagang kalau dia ditagih sekaligus sebulan Rp100.000 rasanya mahal, tapi kalau sehari Rp5.000 dia mampu. Padahal jadinya Rp150.000 (sebulan)," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas KUKM Kota Bandung, Atet Dedi Handiman mengungkapkan sejak pandemi COVID-19 terjadi kenaikan pengaduan yang didominasi korban pinjaman online.
Sebagian besar dari mereka, kata dia, terpaksa meminjam karena untuk membuka usaha dan biaya hidup sehari-hari. Karena, menurutnya pandemi COVID-19 telah berdampak terhadap perekonomian masyarakat termasuk para pedagang kecil.
"Sehingga ada beberapa masyarakat yang memilih jalan pintas, salah satunya dengan meminjam ke rentenir dan pinjaman online," kata Atet.
Baca juga: 56 ribu UMKM Kota Bandung sedang tahap pencairan bantuan modal
Baca juga: Kota Bandung usulkan 150 ribu UMKM peroleh subsidi modal produktif