Jakarta (ANTARA) - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) menilai strategi untuk fokus pada digitalisasi layanan perbankan telah membantu bisnis perseroan bertumbuh di tengah pandemi COVID-19.
Direktur Utama BJBR Yuddy Renaldi mengatakan perusahaan telah mengembangkan digitalisasi melalui BJB Digi sejak awal 2020 dan kini telah memberikan keuntungan di tengah terbatasnya mobilitas.
"Digitalisasi dan kuatnya hubungan antara bank BJB dengan pemerintah daerah turut menyukseskan transformasi digital yang kami lakukan," kata Yuddy dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Yuddy menyampaikan perseroan juga telah meluncurkan beberapa layanan digital baru untuk memperbaiki kualitas layanan seperti BJB LAKU sebagai layanan akses kredit UMKM berbasis daring.
Layanan digital ini akan menggantikan layanan pinjaman yang selama ini masih dilakukan secara tradisional. Dengan pengajuan melalui aplikasi dan persetujuan dalam satu hari, UMKM pun bisa mendapatkan modal secara cepat untuk usahanya.
Kemudian, bank juga meluncurkan QRIS yang penggunannya telah meningkat pesat dengan jumlah merchant saat ini mencapai 154 ribu atau tumbuh 20 kali lipat dari periode Desember 2020 sebesar 7.540 merchant.
Pencapaian yang membuat pendapatan jasa atau fee based income bank BJB naik hampir enam persen pada Mei 2021 ini membuat perseroan menargetkan adanya satu juta merchant yang nantinya tergabung dalam QRIS.
"Pertumbuhannya signifikan, tahun lalu masih mencoba karena baru inisiasi dan mendapatkan support OJK dan BI, namun sekarang sudah berkembang dengan banyak fitur. Kami juga sudah kerja sama dengan fintech," kata Yuddy.
Selain mengembangkan layanan digital, bank BJB juga fokus melindungi sistem digital dari serangan siber. Bahkan kini, perseroan telah memiliki dua divisi yang berkoordinasi untuk menangani IT dan Digital Banking, dari semula hanya unit bisnis.
"Kami melihat pentingnya digitalisasi, dan pentingnya fee based income dari digitalisasi kami sebagai bank. Setiap layanan baru digital ini harus dilakukan proteksi sebaik-baiknya, kami menyiapkan belanja modal sekitar Rp850 miliar dalam pengembangan IT dan keamanan," ujar Yuddy.
Sementara itu, perdagangan saham emiten perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) diproyeksikan masih akan terus menghasilkan cuan sampai akhir tahun.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menilai saham BJBR yang kini fokus dengan digitalisasi layanan tersebut masih prospektif untuk memberikan imbal hasil yang optimal bagi investor saham.
Menurut dia, masuknya BJBR ke dalam era digitalisasi dapat menambah persaingan di industri perbankan. Selain itu, masyarakat sebagai pengguna juga dapat merasakan manfaatnya.
"Diharapkan, adanya digitalisasi ini dapat menarik masyarakat sehingga sebaran nasabah BJBR pun kian bertambah yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja BJBR," ujar Reza.
Baca juga: Bank BJB hadirkan berbagai program dan promo terkait HUT RI
Baca juga: Ridwan Kamil minta Bank BJB adaptasi sistem keuangan masa depan
Baca juga: Layanan digital banking Bank BJB meningkat tajam 121,2 persen