Jakarta (ANTARA) - Kurs rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore, ditutup menguat di tengah kembalinya minat investor terhadap aset berisiko.
Rupiah ditutup menguat 60 poin atau 0,41 persen ke posisi Rp14.483 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.543 per dolar AS.
"Minat pasar terhadap risiko meningkat dalam dua hari terakhir ini dengan kenaikan indeks saham global. Pasar optimis terhadap performa perusahaan dan ekonomi ke depan," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis.
Dari eksternal, bursa ekuitas AS pada Rabu (21/7) kembali ditutup menguat merespon laporan keuangan emiten kuartal II 2021 yang di atas estimasi dan optimisme baru terkait pemulihan ekonomi AS memicu investor kembali pada aset berisiko.
Meski demikian, investor tetap berhati-hati di tengah kekhawatiran inflasi dan kekhawatiran tentang varian delta yang sangat menular.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 92,783. Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,298 persen.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate tetap berada pada 3,5 persen.
Keputusan bank sentral tersebut seiring dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga, serta upaya untuk memperkuat pemulihan ekonomi nasional.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.500 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.483 per dolar AS hingga Rp14.517 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis menguat ke posisi Rp14.508 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.554 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah ditutup melemah dibayangi kekhawatiran penyebaran varian Delta
Kurs rupiah menguat di tengah kembalinya minat pada aset berisiko
Kamis, 22 Juli 2021 18:02 WIB