Washington (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS, Rabu (23/6), mengatakan akan segera menambahkan peringatan tentang kasus peradangan jantung langka pada remaja dan dewasa muda ke lembar fakta vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech dan Moderna.
Panel Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat, yang bertemu untuk membahas laporan kasus kondisi jantung pascavaksinasi, menemukan bahwa peradangan jantung pada remaja dan dewasa muda kemungkinan berkaitan dengan kedua vaksin tersebut. Namun, kata panel, manfaat kedua vaksin jelas lebih besar ketimbang risikonya.
Saham Moderna ditutup anjlok 4,2 persen, sementara Pfizer turun 1,4 persen.
Pfizer, yang vaksinnya diizinkan untuk digunakan pada warga Amerika berusia 12 tahun, melalui pernyataan mengatakan bahwa pihaknya mengetahui laporan soal miokarditis dan perikarditis usai vaksinasi mRNA. Menurut perusahaan farmasi itu, laporan soal risiko dan manfaat vaksin Pfizer-BioNTech "masih positif".
Moderna juga mengaku mengetahui laporan kasus peradangan jantung pascapemberian vaksin mRNA dan kini sedang berkoordinasi dengan regulator.
Regulator kesehatan di sejumlah negara telah menyelidiki apakah vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna yang menggunakan teknologi mRNA baru menimbulkan risiko dan, jika iya, seberapa parah risiko tersebut.
CDC mengatakan bahwa pasien dengan peradangan jantung pascavaksinasi pada umumnya sembuh dari gejala dan pulih.
Departemen Layanan Kesehatan dan Kemanusiaan AS, bersama kelompok dokter terkemuka AS dan pejabat kesehatan masyarakat, merilis pernyataan yang menggarisbawahi bahwa kedua vaksin tersebut aman serta ampuh. Mereka juga menyatakan efek samping terhadap jantung "sangat langka" terjadi.
"Kami sangat mengimbau semua orang berusia 12 tahun ke atas yang memenuhi syarat penerima vaksin di bawah Izin Penggunaan Darurat agar divaksin," katanya.
Para dokter dan rumah sakit diperingatkan oleh CDC untuk mengawasi gejala miokarditis atau perikarditis, dan peringatan FDA akan lebih meningkatkan kesadaran.
Kekhawatiran akan varian COVID-19 Delta sangat menular yang terjadi di AS, dan dampaknya terhadap kaum muda, menambah urgensi untuk meningkatkan vaksinasi --bahkan saat upaya vaksinasi di wilayah itu sangat melamban.
Jumlah warga Amerika yang telah menerima dosis pertama vaksin COVID-19 turun sekitar 85 persen sejak puncaknya pada pertengahan April. Angka itu sepertinya tidak akan memenuhi target Presiden Joe Biden --agar AS hingga 4 Juli sudah memvaksinasi setidaknya satu dosis pada 70 persen jumlah orang dewasa.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS tinjau kasus peradangan jantung pascavaksinasi Pfizer dan Moderna
Baca juga: Vaksin AstraZeneca, Pfizer efektif melawan COVID-19 varian Delta?
Baca juga: Penggunaan vaksin Pfizer untuk pelajar di Indonesia tunggu rekomendasi ahli