Bengaluru (ANTARA) - Vaksin COVID-19 Pfizer Inc/BioNTech SE 93 persen efektif dalam mencegah kasus rawat inap di antara orang-orang berusia 12 hingga 18 tahun, menurut studi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
Penelitian itu dilakukan oleh CDC AS antara Juni hingga September 2021 ketika kasus virus corona varian Delta yang sangat menular menjadi yang paling mendominasi.
Namun, data dari 19 rumah sakit anak menunjukkan bahwa di antara 179 pasien yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19, 97 persen adalah mereka yang tidak divaksin.
Hal itu dianggap menunjukkan jaminan kemanjuran vaksin COVID-19 Pfizer Inc/BioNTech.
Selain itu, dari sekitar 16 persen pasien COVID-19 -- yang dirawat di rumah sakit dengan kondisi cukup parah hingga membutuhkan alat penyokong hidup -- tidak ada yang divaksin.
Laporan hasil studi CDC itu didasarkan pada uji coba yang dilakukan oleh kedua perusahaan farmasi itu terhadap kelompok -- dengan rentang usia 12 hingga 18 tahun -- yang menunjukkan respons kekebalan tinggi terhadap virus corona.
Namun, uji coba itu tidak dirancang oleh Pfizer Inc dan BioNTech untuk menunjukkan tingkat kemanjuran vaksin untuk mencegah kasus pasien rawat inap.
Vaksin Pfizer/BioNTech diizinkan untuk digunakan anak-anak berusia 12 tahun, dan kedua perusahaan itu mengupayakan izin penggunaan vaksinnya untuk anak-anak berusia lima tahun.
Sebuah panel penasihat ahli untuk Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan (FDA) AS diharapkan mempertimbangkan data uji coba vaksin terhadap anak-anak pada akhir Oktober.
"Data CDC memperkuat pentingnya vaksinasi untuk melindungi para anak muda AS dari COVID-19 yang parah," kata para penulis penelitian.
Baca juga: Moderna perbesar skala uji vaksin COVID-19 pada anak
Baca juga: HAN 2021, saatnya lindungi anak dari COVID lewat vaksinasi
Sumber: Reuters