Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pemerintah tengah mengkaji pemberian vaksin booster dari produsen Pfizer, Sinovac dan AstraZeneca
“Akan dilakukan revisi Perpres dan Permenkes dan pemerintah akan mengupayakan ini secepatnya dan proses ini sedang melakukan kajian dan sedang berproses di Badan POM,” kata Menko Airlangga dalam Konferensi Pers PPKM secara daring, Senin.
Baca juga: Vaksin penguat untuk lansia gratis, kata Menkes
Airlangga menambahkan sesuai arahan Presiden Jokowi, pemerintah juga menyiapkan beberapa opsi untuk vaksin booster. Diantaranya vaksin merah putih yang dikembangkan BUMN dengan Baylor Collage, termasuk vaksin kerja sama antara Universitas Airlangga dengan Biotis Pharmaceutical, Kalbe Farma dengan Genexine hingga vaksin Nusantara.
“Ini akan segera dimatangkan, disiapkan regulasinya termasuk regulasi daripada harga masing-masing vaksin tersebut,” ujarnya.
Lebih lanjut Airlangga juga menyampaikan realisasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Klaster Perlindungan Sosial mencapai 86,4 persen, klaster Program Prioritas mencapai 74,2 persen, dukungan UMKM dan Koperasi yanag realisasi insentif usahanya telah mencapai 100 persen atau senilai Rp63,16 triliun.
“Klaster kesehatan itu sekarang dan prognosa-nya diharapkan tetap sekitar 90,3 persern dari pagu yang dicapai dalam berbagai program, dimana di klaster kesehatan sampai sekarang ini masih 68,6 persen,” ungkap AIrlangga.
Baca juga: Bio Farma: Harga vaksin booster COVID-19 tunggu regulasi pemerintah
Baca juga: Wamenkes sebut vaksinasi booster dijadwalkan bergulir 1 Januari 2022