London (ANTARA) - Eropa, Minggu, meluncurkan program vaksinasi lintas batas dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, sebagai bagian dari upaya mengakhiri pandemi COVID-19 yang telah melumpuhkan ekonomi dan merenggut lebih dari 1,7 juta jiwa di seluruh dunia.
Wilayah yang berpenduduk 450 juta orang itu telah menjalin kontrak dengan berbagai pemasok untuk penyediaan lebih dari dua miliar dosis vaksin serta telah menetapkan target bahwa semua orang dewasa divaksinasi selama 2021.
Meski Eropa memiliki beberapa sistem perawatan kesehatan dengan sumber daya terbaik di dunia, skala program yang besar membuat beberapa negara harus meminta para pensiunan petugas medis untuk membantu.
Sementara itu, beberapa negara lainnya telah melonggarkan aturan terkait siapa yang diizinkan untuk memberikan suntikan vaksin.
Dengan survei yang menunjukkan tingginya keraguan terhadap vaksin di berbagai negara --dari Prancis hingga Polandia, para pemimpin 27 negara Uni Eropa mempromosikan vaksinasi sebagai kesempatan terbaik untuk kembali ke kehidupan normal tahun depan.
"Kita mulai membalik halaman pada tahun yang sulit," Ursula von der Leyen, presiden Komisi Eropa yang berbasis di Brussel yang mengoordinasikan program tersebut, mengatakan dalam cuitan di Twitter.
"Vaksinasi adalah jalan keluar terakhir dari pandemi."
Setelah pemerintah Eropa dikritik karena gagal bekerja sama untuk melawan penyebaran virus pada awal 2020, kali ini tujuannya adalah untuk memastikan bahwa seluruh wilayah mendapat pasokan vaksin.
Namun demikian, Hongaria pada Sabtu (26/12) telah mengambil langkah terlebih dahulu dengan mulai memberikan suntikan vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech pada pekerja garis depan di rumah sakit di Ibu Kota Budapest.
Beberapa negara termasuk, Prancis, Jerman, Italia, Austria, Portugal, dan Spanyol berencana memulai vaksinasi massal pada Minggu, dimulai dengan kalangan petugas kesehatan.
Di luar Uni Eropa, Inggris, Swiss, dan Serbia telah memulai vaksinasi dalam beberapa pekan terakhir.
Distribusi vaksin Pfizer-BioNTech menghadapi tantangan berat. Vaksin tersebut menggunakan teknologi mRNA baru dan harus disimpan pada suhu sangat rendah, sekitar -80 derajat Celcius.
Prancis, yang menerima pengiriman pertama vaksin dua dosis pada Sabtu, akan mulai memberikannya di wilayah Paris dan sekitarnya, serta di wilayah Burgundy-Franche-Comte.
Sementara itu, Jerman mengatakan vaksin sedang dikirimkan dengan truk ke panti-panti jompo. Warga yang tinggal di panti jompo berada di antrean pertama untuk menerima vaksin pada Minggu.
Selain rumah sakit dan panti jompo, balai-balai olahraga dan pusat-pusat konvensi yang dikosongkan terkait kebijakan pembatasan akan menjadi tempat vaksinasi massal.
Di Italia, paviliun perawatan kesehatan bertenaga surya sementara akan bermunculan di alun-alun kota di seluruh negeri. Paviliun itu dirancang agar terlihat seperti bunga primrose dengan lima kelopak, simbol musim semi.
Di Spanyol, dosis-dosis vaksin dikirimkan dengan pesawat ke wilayah pulau dan daerah kantong Afrika Utara, Ceuta dan Melilla.
Portugal mendirikan unit penyimpanan dingin terpisah untuk kepulauan Atlantik Azores dan Madeira.
"Sebuah jendela harapan kini telah terbuka, tanpa melupakan bahwa akan ada pertarungan yang sangat sulit di depan," kata Menteri Kesehatan Portugal Marta Temido kepada wartawan.
Baca juga: Wanita berusia 101 tahun jadi yang pertama divaksin COVID di Jerman
Baca juga: Pemerintah siapkan anggaran pengadaan vaksin Rp73 triliun
Sumber: Reuters