Depok (ANTARA) - Dokter Spesialis Akunpunktur Medik Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dr. Niken Lestari P., Sp.THT-KL(K) menyatakan kebiasaan tidur mendengkur tidak boleh diremehkan perlu segera diperiksa ke dokter.
"Jangan meremehkan kebiasaan mendengkur. Seringkali banyak mitos yang beredar di masyarakat yang mengatakan bahwa mendengkur adalah tanda tidurnya nyenyak atau karena kondisi tubuh yang sedang lelah. Sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya," kata dr. Niken dalam keterangannya, Senin.
Dokter Niken mengatakan kualitas tidur yang kurang baik dapat disebabkan oleh mendengkur atau sleep apnea. Mendengkur dapat terjadi karena 2 hal, yaitu adanya kelainan di otak dan adanya gangguan saluran napas atas (penyempitan hidung-tenggorok).
"Gangguan saluran napas dapat terjadi akibat adanya perubahan struktur (cuping hidung jatuh, tenggorok makin panjang), serta adanya perubahan fungsi otot tenggorok yang melemah," katanya.
Dokter Niken juga memaparkan beberapa dampak dari mendengkur diantaranya dapat terjadi masalah pernapasan (mudah terserang selesma), masalah kardiovaskular (darah tinggi), masalah serebrovaskular (stroke), gangguan kualitas hidup (adanya risiko jatuh, kecelakaan), serta masalah kognitif (gangguan konsentrasi dan daya ingat).
"Jika seseorang mengalami perubahan kuantitas dan kualitas tidur, maka dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi dan aktivitas sehari-hari, oleh karena itu langkah awal yang penting untuk dilakukan adalah mengetahui apa yang menyebabkan gangguan tidur tersebut," ujarnya.
Untuk itu jika gangguan tersebut dapat dideteksi sejak dini, maka dapat diberikan penanganan yang sesuai, sehingga dampak-dampak tersebut dapat dicegah.
Baca juga: Kualitas tidur buruk tingkatkan risiko penyakit degeneratif
Baca juga: Ini perlunya memantau kualitas tidur
Baca juga: Tanda tidur tak berkualitas