Depok (ANTARA) - Dokter spesialis paru Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Dr. dr. RR Diah Handayani, Sp.P(K) mengingatkan kasus tuberkulosis (TB) perlu diwaspadai saat pandemi COVID-19 ini.
"Selama pandemi COVID-19, terjadi penurunan jumlah kasus terdeteksi yang berbanding terbalik dengan data kasus kematian akibat TB. Kasus pandemi COVID-19 menghambat proses 'tracing' dan pemeriksaan TB," kata Diah handayani dalam keterangannya di Depok, Kamis.
Baca juga: Dinkes Cianjur dorong pencegahan penularan TBC
Ia mengatakan TCM (Tes Cepat Molekuler) yang biasanya digunakan untuk pemeriksaan TB, digunakan untuk pemeriksaan COVID-19. Kasus TB yang tidak diobati dapat meningkatkan ancaman kematian dan kejadian TB Resisten Obat (TB-RO).
Selain itu, Diah juga menjelaskan terkait TB Resisten Obat (TB-RO). Dalam sebuah penelitian yang lakukan terhadap 6 pasien TB-RO, hanya 1 pasien yang tidak ada anggota keluarga di rumah yang terinfeksi, hal ini mungkin disebabkan adanya pemisahan ruangan pasien di rumah tersebut.
Sementara 5 pasien lainnya, ada lebih dari 50 persen anggota keluarganya yang terinfeksi TB (karena tidak ada pemisahan ruangan dengan pasien-pasien tersebut) dan bisa menderita penyakit TB-RO jika imunitasnya saat itu sedang turun.