Atlanta (ANTARA) - Pihak berwenang Georgia mendakwa seorang pria atas penembakan massal pada Selasa (16/3), yang hingga menewaskan delapan orang --termasuk enam perempuan keturunan Asia, di beberapa spa di Atlanta.
Kekerasan maut tersebut semakin membuat takut para warga Asia-Amerika, yang belakangan ini juga terguncang dengan peningkatan kejahatan rasial yang diarahkan pada mereka sejak pandemi COVID-19 mulai muncul.
Tersangka penembak, Robert Aaron Long, mengatakan kepada penyelidik bahwa kecanduan seks mendorongnya untuk melakukan pembunuhan pada Selasa.
Long juga mengindikasikan bahwa ia sering mengunjungi spa-spa di daerah tersebut, kata pejabat penegak hukum.
Namun, otoritas tidak mengabaikan kemungkinan bahwa serangan tersebut setidaknya sebagian bermuatan sentimen anti imigran atau anti-Asia, atau juga masalah pribadi.
"Tersangka memang bertanggung jawab atas penembakan itu," kata Kapten Jay Baker dari Departemen Sheriff Cherokee County kepada pers.
"Lokasi-lokasi ini, dia lihat sebagai penyaluran untuknya, sesuatu yang seharusnya tidak dia lakukan," kata Baker. "Baginya, itu adalah godaan yang ingin dia singkirkan."
Long pada Rabu dijatuhi delapan dakwaan pembunuhan dan satu dakwaan penyerangan sangat parah, menurut pejabat di Atlanta dan di Cherokee County --kabupaten yang berada sekitar 64 kilometer di utara ibu kota negara bagian.
Long ditangkap di Cherokee County, tempat ia tinggal dan mulai melancarkan tembakan.
Pria berusia 21 tahun itu ditangkap dalam perjalanan menuju Florida, kemungkinan dengan niat untuk melanjutkan penembakan, kata pihak berwenang. Senjata api 9mm ditemukan di mobilnya.
Walaupun para pejabat mengatakan bahwa Long menyiratkan dirinya mungkin telah mengunjungi beberapa spa tempat kekerasan itu terjadi pada Selasa, mereka belum memastikan apakah ia adalah pelanggan tempat-tempat usaha tersebut.
Juga, tidak jelas apakah Long mengunjungi spa-spa itu untuk melakukan hubungan seks.
"Penyelidikan masih berlangsung, dan saat ini kami tidak dapat menjawab pertanyaan apa pun yang berkaitan dengan bisnis, atau layanan yang diberikan oleh salah satu tempat ini selama atau sebelum insiden ini terjadi," kata CJ Johnson dari Departemen Kepolisian Atlanta melalui pernyataan.
Pertumpahan darah dimulai pada Selasa malam. Pada malam itu, empat orang tewas dan satu lagi terluka di Young's Asian Massage di Cherokee County, kata Baker.
Dua perempuan Asia termasuk di antara yang tewas di sana, juga seorang perempuan kulit putih dan seorang pria kulit putih, kata Baker. Seorang pria Hispanik menjadi korban luka.
Di Atlanta, polisi yang sedang menangani laporan perampokan tiba satu jam kemudian di salon kecantikan Gold Spa dan di tempat itu menemukan tiga perempuan tewas ditembak, kata Kepala Kepolisian Rodney Bryant kepada para wartawan.
Petugas kemudian dipanggil ke spa lainnya di seberang jalan. Di spa itu, satu perempuan ditemukan tewas karena tembakan, kata Bryant.
Keempat perempuan yang terbunuh di Atlanta adalah orang keturunan Asia.
Presiden AS Joe Biden mengatakan ia mendapat pengarahan dari Jaksa Agung AS dan Direktur FBI tentang penembakan tersebut.
"Pertanyaan soal motivasi tersebut masih harus dijawab," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih. "Tapi apa pun motivasinya di sini, saya tahu bahwa masyarakat Asia-Amerika sangat khawatir."
Sebuah laporan oleh Pusat Studi Kebencian dan Ekstremisme pada Maret menunjukkan bahwa kejahatan rasial terhadap warga Asia-Amerika di 16 kota besar AS naik 149 persen dari 2019 hingga 2020 --periode ketika kejahatan rasial secara keseluruhan turun tujuh persen.
Para pembela hak-hak sipil mengatakan peningkatan itu tampaknya terkait dengan orang-orang Asia dan Asia-Amerika yang disalahkan atas pandemi, yang pertama kali dilaporkan muncul di China.
Mantan Presiden Donald Trump menyebut virus corona jenis baru sebagai "virus China", "wabah China", dan bahkan "kung flu".
"Sangat sulit untuk mengabaikan bahwa masyarakat Asia sekali lagi menjadi sasaran, dan itu terjadi di seluruh negeri," kata Wali Kota Atlanta Keisha Lance Bottoms kepada CNN.
Satu hari setelah penembakan, tidak banyak informasi yang muncul soal kehidupan pribadi Long. Ia hanya dilaporkan lulus dari sekolah menengah atas di daerah Atlanta pada 2017 dan menghadiri kegiatan di gereja Baptis terdekat.
Pembunuhan pada Selasa itu menandai kejadian terbaru dari rentetan penembakan massal maut di sekolah-sekolah, bioskop, klinik medis, dan tempat-tempat umum lainnya di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir.
Long membeli pistol --yang ditemukan di mobilnya-- secara legal di Big Woods Goods di Holly Springs, Georgia, menurut laporan CNN yang mengutip pengacara perusahaan tersebut.
Baca juga: Twitter perluas aturan larangan ujaran kebencian, masukkan soal ras dan etnis
Baca juga: Rusia tuduh Amerika Serikat curangi media sosial
Sumber: Reuters