Garut, Jabar (ANTARA) - Pengamat media juga konsultan ahli pers Wina Armada Sukardi menyatakan adanya vaksinasi COVID-19 yang saat ini sedang berlangsung untuk mengakhiri wabah COVID-19 menjadi harapan bagi industri pers dalam memulihkan kembali bisnis media, yang saat ini banyak terdampak akibat wabah itu.
"Munculnya imunisasi lewat suntik vaksin gratis memberi ventilasi segar baru buat pers," katanya dalam pernyataan yang diterima, Kamis.
Saat webinar dengan tema "Strategi Bisnis Media di Tengah Pandemi COVID-19" dalam rangka Hari Pers Nasional Jawa Barat 2021 di Bandung, Rabu (24/2), wartawan senior Indonesia itu mengatakan dengan adanya vaksinasi COVID-19 akan memberikan perubahan baik, yang tidak hanya pada kehidupan masyarakat, tapi pada pertumbuhan ekonomi, termasuk industri media.
Ia berharap pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Indonesia dapat berjalan lancar sesuai harapan agar kehidupan masyarakat kembali normal, dan bisnis kembali hidup selamanya.
"Mudah-mudahan itu (vaksinasi) berjalan dengan baik, karena akan memberikan dampak baik juga pada pers, imunisasi ini akan membuat dinamika sosial berjalan lagi, kemudian bisnis hidup kembali dan seterusnya," katanya.
Ia mengatakan selama masih terjadi pandemi COVID-19 maka industri pers harus melakukan berbagai langkah agar bisa bertahan hidup menjalankan bisnis medianya untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.
Meskipun tidak ada strategi yang ampuh dalam mengatasi pandemi COVID-19, kata dia, setidaknya ada upaya mencari peluang untuk mendapatkan keuntungan, maupun melakukan efisiensi anggaran operasional perusahaan.
"Efisiensi seoptimal mungkin, potong semua anggaran yang tidak perlu, cari sumber-sumber pendapatan nonkonvensional, integrasikan platform perusahaan, pakailah teknologi canggih tepat guna, jika memungkinkan melakukan kerja sama operasional dengan sesama pers atau pihak ketiga, jika diperlukan untuk sekadar bertahan dulu," katanya.
Pemateri lainnya dalam webinar itu yakni pengamat media dari Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Hersubeno Arief menyatakan media massa harus cepat beradaptasi dengan memanfaatkan segala peluang di era digital agar fungsi media dan bisnisnya tetap hidup di tengah pandemi COVID-19.
"Situasi saat ini bukan menjadi kendala tapi sebagai tantangan dan sebagai peluang," kata Hersubeno yang juga giat sebagai konsultan media dan politik itu.
Ia mengatakan saat ini perusahaan media menghadapi berbagai tantangan, tidak hanya di tengah pandemi COVID-19, tapi dihadapkan dengan perkembangan teknologi di mana masyarakat saat ini bisa menjadi pelaku penyebar informasi.
Pelaku usaha media, kata dia, mestinya tidak menjadikan perkembangan zaman digital sebagai hambatan, melainkan bisa dicari peluangnya yang akhirnya dapat memberikan manfaat bagi usaha media.
"Jadi orang yang bijak itu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang ada, dan menyesuaikan terhadap situasi yang berubah," kata Hersubeno Arief .
Pemateri lainnya Manajer Publisher Growth Any Mind Group Priskila Ifke Goni menambahkan perlu strategi untuk memromosikan suatu produk maupun nama media dengan memanfaatkan komunitas daring maupun luring (luar ruangan) yang memberi pengaruh pada masyarakat.
"Komunitas 'online' dan 'offline' dengan mengundang komunitas ini salah satu upaya memperkenalkan 'brand', sebagai 'influencer'" katanya.
Dalam webinar "Strategi Bisnis Media di Tengah Pandemi Covid-19" itu juga dihadiri sejumlah pegiat media, wartawan dari berbagai daerah, juga dihadiri jajaran PWI Jabar dan pusat, serta perwakilan Pemerintah Provinsi Jabar.
Baca juga: Dirut ANTARA sebut media berperan penting bentuk opini publik
Baca juga: Pemkot Tasikmalaya perbanyak media ruang publik digital videotron
Baca juga: Pers tetap kedepankan fungsi mencerdaskan kehidupan bangsa